Belajar Dari Malaysia Tentang Kesetaraan Gender
Alim Thonthowi
Pemred Deal-Channel
Malaysia, secara global menempati peringkat 104 dalam Indeks Kesenjangan Gender Global Forum Ekonomi Dunia 2020; kesembilan di kawasan Asia Tenggara. Laporan ini mengukur kesetaraan gender di 153 negara berdasarkan empat indikator: partisipasi dan peluang ekonomi, pencapaian pendidikan, kesehatan dan kelangsungan hidup, dan pemberdayaan politik. Meskipun Malaysia mungkin telah mencapai kesetaraan gender di beberapa bidang seperti harapan hidup dan pendaftaran di pendidikan menengah dan tinggi, Malaysia masih jauh tertinggal di bidang utama lainnya termasuk tingkat melek huruf (ke-86) , partisipasi ekonomi (ke-97) dan partisipasi politik (117).
Karena Malaysia adalah Negara Pihak pada Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), Komisi secara independen memantau dan melaporkan keadaan hak asasi perempuan di negara tersebut kepada Komite CEDAW dan badan-badan PBB terkait lainnya. Komisi juga terlibat dan bekerja sama dengan lembaga pemerintah Malaysia, badan keagamaan, masyarakat sipil dan, baru-baru ini, bisnis untuk:
- mempromosikan kepatuhan CEDAW;
- memberi saran dan membantu pelaksanaan rekomendasi Komite CEDAW, termasuk dalam pembuatan undang-undang kesetaraan gender dan reformasi hukum dan kebijakan lainnya; dan
- meningkatkan kesadaran tentang isu-isu hak terkait dan interseksional di Malaysia, termasuk kekerasan dan diskriminasi berbasis seksual dan gender.
Melihat negeri jiran, maka Indonesia perlu belajar dari Malaysia tentang cara mengedepankan kesetaraan gender bagi perempuan. Indonesia juga melaksanakan konvensi CEDAW dan telah berjalan hingga sekarang. Bukti nyata dari penerapan itu dilihat dari beberapa kepemimpinan perempuan mendapat porsi besar di setiap kelembagaan. Sebut saja, Lembaga yudikatif menempatkan pimpinan pengadilan dari kaum perempuan, Lembaga legislatif menempatkan Meutia Hafid sebagai ketua komisi I DPR RI dan Khofifah Indar Parawangsa sebagai Gubernur Jawa Timur.
Penerapan kesetaraan gender tersebut, akan terus berjalan seiring waktu. Baik Malaysia maupun Indonesia sama-sama memahami arti penting dari gender equality and gender equity.