DEAL PROFIL | Pakar tafsir Alquran ini dilahirkan di Sulawesi Selatan dari kedua orangtua yang juga pakar tafsir Alquran, dosen, pendiri universitas dan expert di bidang pendidikan. Hal itu membuat kagum putra dan putrinya termasuk sosok yang satu ini.
Beliau adalah Muhammad Quraish Shihab, mantan Menteri Agama dan mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi di Kota Riyadh, sekarang menjadi pakar dan penafsir kitab suci Alquran dalam karya monumental Tafsir Al Misbah.
Kekagumannya kepada kedua orangtua, membawa dirinya harus belajar di pondok pesantren di Malang, kemudian mengikuti tes masuk Universitas Al Azhar di Kairo Mesir kemudian lulus, selama 15 tahun di Kairo tidak pernah pulang sampai Quraish menerima gelar Doktor bidang Tafsir Alquran.
“Ibu saya berpesan, jangan pulang kalau belum selesai kuliah,” katanya saat ditanya Gita Wiryawan dalam channel Youtube miliknya sebagaimana dikutip www.deal-channel.com.
Menurut Quraish, perlu keteladanan agar anak-anak mau membaca karena dengan membaca lautan ilmu dapat dipahami. Ia menilai, keteladanan itu didapatkan sejak kecil dan dapat ditularkan kepada anak dan cucu sebagaimana yang telah beliau lakukan sepanjang hidup.
Terkait polarisasi anak-anak muda yang suka bermain medsos, menurut Profesor Quraish harus membatasi anak-anak banyak bicara.
“Jika ada orang lain yang bisa berbicara maka diamlah, kalau dia benar dan engkau hadir di sana maka engkau dianggap benar, tapi jika dia salah maka engkau tidak ikut bersalah karena engkau diam,” paparnya.
Pandangan Profesor terhadap polarisasi anak-anak muda yang sering bermedsos harus disikapi secara damai dan sejuk, lebih baik diam jika tidak memahami situasi, maka dari itu menurutnya, anak-anak muda sekarang harus banyak membaca agar nalar berpikir menjadi baik.
“Maka sangat diherankan wahyu pertama diturunkan kepada Nabi adalah iqra’ (bacalah), mengapa membaca? Karena itulah kunci mencapai peradaban, itulah kunci meraih keberhasilan, jadi kuncinya membaca, membaca dan membaca!” tegasnya.
Sekelumit pemikiran Prof. Quraish Shihab tersebut, intinya adalah membaca dan terus membaca karena membaca tidak harus membaca teks tertulis namun membaca alam raya dan membaca tanda-tanda kebesaran Allah swt. (ath)