DEAL RILEKS | Saat gemuruh hujan yang menggema di desa kecil Kebonagung, terdengarlah deru masak yang menggoda selera dari sebuah rumah kayu beratap rumbia. Bau rempah-rempah yang harum memenuhi udara, menarik siapa pun yang lewat untuk melongok masuk ke dalam dapur kecil yang diterangi sinar cahaya lampu minyak tanah. Di dalam, seorang wanita paruh baya dengan telaten dan penuh kasih memasak rendang lembu, hidangan khas Minang yang melegenda.
Musim hujan yang turun dengan deras bukanlah halangan bagi Bu Sumiati, yang selalu setia mengolah rendang setiap akhir pekan. Dia telah menjadikan masakan ini tidak hanya sebagai pekerjaan, tetapi sebagai warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. “Rendang lembu adalah hidangan yang membutuhkan kesabaran dan perhatian. Bumbunya harus meresap dengan baik agar cita rasanya pas,” ujarnya sambil sesekali membalikkan potongan daging yang sedang dipanggang dalam santan kental.
Rendang, yang berasal dari Minangkabau, bukan hanya sekadar masakan bagi masyarakat Indonesia, tetapi telah merambah ke kancah internasional sebagai salah satu hidangan terenak di dunia. Kelezatannya yang kaya rempah seperti serai, lengkuas, jahe, dan daun jeruk tidak hanya menggoyang lidah, tetapi juga mengajak penikmatnya untuk merasakan kehangatan dan kesejukan di tengah hujan deras.
Di balik kerumitan proses memasak yang memakan waktu berjam-jam, terdapat kekayaan nilai budaya yang turun-temurun. Bu Sumiati, seperti para pendahulunya, menganggap rendang bukan sekadar sajian harian, melainkan pementasan kecermatan dan keahlian dalam memadukan bumbu-bumbu tradisional dengan daging sapi yang dipilih secara cermat.
Saat hujan semakin mengguyur dengan intensitas yang meningkat, aroma harum dari rendang yang sudah matang pun semakin terasa kuat. Sebuah hidangan yang dinantikan oleh seluruh keluarga, dengan nasi panas dan lalapan segar sebagai pendampingnya, siap untuk dinikmati di tengah kesejukan dan gemuruh hujan yang semakin lebat di luar sana.
Dalam setiap gigitan rendang lembu yang lembut dan gurih, terdapat cerita panjang tentang kesabaran, kecintaan pada tradisi, dan kehangatan keluarga di musim hujan. Sebuah cerita yang melebur dengan harmoni di antara suara hujan, keramahan dapur tradisional, dan kelezatan cita rasa yang tiada tara. (ath)