DEAL FOKUS | Buntut panjang terhadap ulah dan perilaku para turis asing di pulau Dewata Bali adalah masyarakat setempat minta mereka diusir dari pulau Bali, hal itu karena sudah meresahkan dan mencoreng citra Bali sebagai pulau Dewata.
Selain tulisan dan catatan penting yang disampaikan mantan Dubes Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya beberapa waktu lalu, kini beberapa catatan juga banyak bermunculan dari masyarakat adat setempat, catatan itu baik dalam media sosial ataupun media cetak yang terbit di Bali.
Menurut I Made Gusti Swastika, masyarakat adat Bali, para turis asing itu berperilaku tidak pantas dan tidak sopan. Mereka juga kerapkali melakukan tindak kriminal ringan seperti pengerusakan dan perbuatan asusila.
“Kita ingin Bali tetap menjadi pulau yang suci, pulau Dewata penuh dengan aroma dan suasana spiritual, budaya, seni, mereka terlalu meresahkan kami,” katanya kepada www.deal-channel.com.
Selanjutnya menurut salah satu pengkaji adat Bali itu, masyarakat meminta agar pemerintah mengusir para turis itu dari Bali dan dipulangkan ke Negara mereka.
Data yang diterima, kebanyakan para turis di Bali yang sering membuat onar dan kerusuhan berasal dari Ukraina, Eropa, Australia dan Belanda, sisanya ada yang dari Taiwan dan Sri Lanka.
Menanggapi hal itu, menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Silmy Karim, SE, ME, mengakui perihal ulah dan perilaku turis asing yang telah meresahkan masyarakat Bali, bahkan ia telah menerima sejumlah laporan dan keluhan itu.
Sikap yang akan diambil adalah mencabut izin tinggal mereka dan melihat sejauhmana mereka melakukan pelanggaran hukum. Pihak Kemenkumham akan memperketat para turis asing masuk ke Indonesia terutama di Bali. (ath)