DEAL PROFIL | Siapa yang tidak kenal ayam penyet Ria? Bagi penggemar kuliner berbahan baku ayam, naman rumah makan yang satu ini pasti akrab di telinga dan di lidah.
Dulu, pada tahun 1998 sampai tahun 2007, ayam penyet Ria sangat digemari oleh para pencinta kuliner dan penggemar santapan ayam goreng. Namun kini, persaingan bisnis membuat rumah makan ini meredup, walaupun ada saja di beberapa tempat nama ayam penget Ria tetap bertahan.
“Rasanya tidak seperti dulu, terutama rawonnya kok seperti bumbu dari kemasan ya,” kata Rasyid, salah seorang pengunjung rumah makan tersebut di kota Medan dekat sebuah mall besar.
Pria ini bukan bermaksud memojokkan, tapi hanya memberikan informasi agar lebih semangat dalam mengembangkan bisnis dan brand. Meskipun begitu, bagi para pengunjung yang fanatik terhadap ayam penyet ini, tetap saja mereka duduk dan makan seenaknya.
“Ya, namanya sudah melekat di hati,” kata Alim Thonthowi, pengamat hukum dan media dari Universitas Battuta Medan kepada www.deal-channel.com.
Menurut catatannya sebagai seorang analis hukum dan media, Alim menilai tahun 2023 tren media akan mengarah pada kuliner berbasis online dan start up, masih start up terutama yang bergerak di bidang teknologi informasi.
Khusus rumah makan ayam penyet Ria harus mengembangkan inovasi berbasis TI dan media, jika tidak akan meredup.
“Kita semua bersaing, kuliner dan bisnis makanan juga bersaing, maka harus menguasai TI dan media, minimal mereka harus menggandeng media online, ya seperti deal channel ini saya kira baik,” paparnya.
Asumsi meredup itu hanya sebagian dari kekhawatiran dan kritikan biasa dari penggemar rasa, memang semua kritikan harus direspon baik agar dapat memberikan pelayanan prima.
Alim juga menyarankan, kritikan dan pemberitaan media yang sedikit merugikan tidak direspon secara berlebihan, namun harus dihadapi dengan inovasi baik.
“Tidak ada masalah, namanya tugas media memberitakan fakta, kritikan itu jadikan semangat dan inovasi lagi dan terus lagi,” jelas Alim. (jm)