DEAL PARALEGAL | Setiap profesi membutuhkan kemampuan dan kompetensi lebih agar hasilnya berkualitas, termasuk profesi paralegal. Sejak diperkenalkan ke masyarakat, profesi paralegal responnya cukup baik karena sosok yang satu ini mampu membawa penegakan hukum ke arah yang positif seperti keinginan hukum itu sendiri, menegakkan keadilan, kepastian dan kemanfaatan.
Pelatihan paralegal dapat dilakukan oleh pekerja bantuan hukum, yaitu kantor hukum, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan perguruan tinggi atau lembaga independen yang di dalamnya terdapat praktisi hukum. Alwas Institute Indonesia Medan salah satu Lembaga independen yang sering menyelenggarakan pelatihan paralegal baik di kota Medan ataupun di beberapa kota di Provinsi Sumatera Utara. Sejak tahun 2019 Alwas Institute berdiri yang sebelumnya bernama Limas Institute Indonesia sebuah perkumpulan penerbit, penulis, pembicara dan paralegal.
Profesional paralegal harus berkualitas agar masyarakat pengais keadilan dapat dilayani dengan baik, untuk mendapatkan profesionalitas tersebut diperlukan pelatihan dan kursus singkat di bidang hukum dan praktik hukum.
Kurikulum yang diselenggarakan oleh Alwas Institute Indonesia sebagai Lembaga pelatihan paralegal, dimulai dari pengenalan dasar tentang paralegal, kemudian diajarkan Teknik advokasi dan investigasi kasus hukum, memahami fakta dan fiktif dalam peristiwa hukum serta belajar merumuskan surat kuasa dan surat gugatan sebagai bagian dari dokumen hukum.
Menurut Sun Senardo, peserta pelatihan paralegal Angkatan 2 kota Medan, profesi paralegal sangat dibutuhkan saat ini apalagi peluang bagi calon sarjana hukum dan sarjana lainnya setelah lulus. Pelathan menurutnya sebuah keharusan, tanpa pelatihan mustahil paralegal dapat memahami semua persoalan hukum.
“Semua butuh pelatihan, sales saja butuh kursus, belajar lagi karena profesi paralegal ini bukan kaleng-kaleng, ini profesi bagus dan diatur dalam undang-undang,” tegasnya.
Setelah pelatihan ia merasakan perbedaan saat sebelum mengikuti pelatihan paralegal, paling tidak ia memahami posisi paralegal dalam sistem hukum di Indonesia.
Hal serupa disampaikan Josia Tambunan, menurut peserta pelatihan paralegal angkatan 5 di kota Pematangsiantar itu sosok paralegal adalah yang didambahkan setiap lulusan fakultas hukum, sama seperti profesi advokat yang sudah ngetren.
”Bagi saya sama saja antara advokat dan paralegal, bedanya hanya masuk ke ruang sidang saja, itukan bisa diatur, saya merasakan pelatihan ini bagus, harus ada pelatihan agar paralegal mampu,” paparnya.
Josia menilai, paralegal adalah peluang baru masa depan generasi muda Indonesia, kesungguhan dari masing-masing pihak saja agar profesi ini benar-benar menghasilkan uang.
“Kalau mau bicara uang semua ada uang, bagaimana cara kita menghasilkannya,” ungkap paralegal di salah satu kantor hukum tersebut.
Ada jaminan setelah mengikuti pelatihan akan menjadi paralegal, hal itu diungkapkan oleh direktur Alwas Institute Indonesia Medan dan trainer pelatihan paralegal Alim Thonthowi, pria ini mengatakan bahwa jika para peserta sungguh-sungguh mengikuti setiap rangkaian pelatihan, ia yakin akan berhasil.
“Jika tidak ada jaminan kita tidak akan buka pelatihan, namun harus dilihat bagaimana peserta, jika mereka serius akan sukses tapi jika setengah-setengah saja ya hasilnya separoh,” papar Alim.
Sebagai informasi, Alwas Institute Indonesia Medan telah melaksanakan pelatihan paralegal memasuki 9 angkatan dan lebih dari 113 alumni yang tersebar di seluruh Indonesia. November ini saja, pelatihan paralegal dibuka di kota Kisaran Tanjungbalai Asahan dan kota Medan serta kota Palembang secara virtual. (ba)