DEAL JAKARTA | Kementerian Luar Negeri telah meluncurkan program terbaru “Kemlu Space” yang memanfaatkan platform media digital Twitter dengan fitur “Twitter Space”. Program ini untuk mengulik informasi terkini tentang “What’s Happening” baik di dalam maupun luar negeri. Episode pertama mengangkat tema “Road to WCCE” (4/10/2022) kemarin.
“World Conference on Creative Economy sebagai wadah bagi pelaku-pelaku ekraf global termasuk pelaku ekraf Indonesia untuk berbagi pandangan best practices guna melindungi pelaku ekraf dari dampak pandemi dan meningkatkan peran ekraf pada pencapaian SDGs” ucap Direktur Perdagangan, Perindustrian, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual Kementerian Luar Negeri, Antonius Yudi Triantoro.
Dalam obrolan “Kemlu Space”, Deputi Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam mengatakan “WCCE ke-3 diharapkan dapat menjadi tempat yang sangat tepat untuk mengeksplor seluruh hal terkait ekonomi kreatif, dan secara tidak langsung dapat membuka pintu untuk melakukan kerjasama dan kolabor-aksi yang baik, seperti kesepakatan bisnis, jaringan, dan Nota Kesepahaman/Perjanjian tentang kerja sama tertentu. Tidak boleh dilupakan bahwa WCCE ini juga menjadi salah satu side event dari rangkaian G20”
Tema promosi WCCE dianggap dapat menjadi momentum yang tepat untuk episode pertama dengan berkolaborasi dengan Kemenparekraf, karena menjadi bagian dari side event rangkaian kegiatan G20 guna mendukung presidensi Indonesia dalam G20.
Kegiatan ini akan diselenggarakan pada tanggal 5-7 Oktober 2022 di Bali, dengan mengusung tema “Inclusively Creative: A Global Recovery,” dengan tujuan mengedepankan pemulihan global melalui sektor ekonomi kreatif.
Dalam hal ini pemanfaatan media digital sangat penting untuk dilakukan, Kemlu akan terus mengisi Twitter Space dengan membagikan informasi dengan berkolaborasi bersama dengan pihak lainnya yang terlibat dalam isu atau kegiatan terkini dalam episode selanjutnya.
Di tempat terpisah, direktur Alwas Institute Indonesia Aldi Monbusho menilai, program yang bernama “Kemlu Space” akan booming jika menggandeng media online di daerah. Era digital sekarang perlu Kerjasama antara pemerintah dan media mainstream.
Jika tidak menurutnya, program itu hanya akan diketahui oleh “orang Jakarta” saja dan pegawai Kemenlu.
“Daerah pasti tidak tahu adanya program itu karena memang tidak sampai ke daerah, meskipun kementerian luar negeri tapi itu kan badan pemerintah kita juga, tidak salah jika mengajak media online di daerah ikut andil,” tegas Aldi. (ath)