Ada Peluang Bisnis di Fiji dan Kepulauan Solomon

DEAL FIJI-SOLOMON | Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P. Marsudi baru saja merampungkan rangkaian kunjungan dua hari kerja, tanggal 6 dan 7 September 2022 minggu lalu ke 2 negara, yaitu ke Fiji dan ke Kepulauan Solomon. Ini merupakan kunjungan kerja pertama ke wilayah Pasifik selama pandemi.

Kunjungan kerja yang singkat ini memiliki arti yang sangat penting dan strategis untuk menebalkan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara Pasifik. Penguatan kerja sama dengan negara-negara Pasifik merupakan salah satu prioritas dari politik luar negeri Indonesia.

Read More

Pada tahun 2019 di Auckland, Indonesia telah meluncurkan Visi Pacific Elevation guna memperkuat kerja sama ekonomi dan kerja sama pembangunan dengan negara-negara Pasifik. Tentunya tidak terlepas dari visi besar Indonesia untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan damai, stabil dan makmur, sebagaimana tercermin dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu), selama di Fiji, tanggal 6 September 2022, Ia telah lakukan pertemuan dengan Presiden Fiji, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Fiji; dan Acting Sekjen Pacific Island Forum, yang mewakili Sekjen PIF yang saat kemarin tidak berada di Suva. Selain ketiga pertemuan tersebut, Menlu juga hadir dalam Resepsi Diplomatik Perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-77 di Suva, dimana Presiden, Perdana Menteri, beberapa Menteri dan juga Ketua Parlemen Fiji hadir di dalam resepsi.

Di dalam tiga pertemuan tersebut, beberapa hal yang mengemuka antara lain:

Pertama, pada saat Indonesia bicara mengenai Fiji dan Indonesia, maka terdapat komitmen kedua negara untuk memperkokoh kerja sama dan kemitraan yang saling menguntungkan dan saling menghormati. Kedua, kedua negara menyambut baik trend perdagangan yang terus membaik. Data terakhir, perdagangan bilateral dengan Fiji dari Januari-Juni 2022 meningkat 44% dibanding periode waktu sama tahun 2021 dan sudah mencapai lebih dari USD 20 juta. Kedua pihak sepakat untuk terus mendorong dibentuknya Indonesia-Fiji Preferential Trade Agreement yang diyakini akan dapat lebih meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara. Ketiga, Fiji menyambut baik peningkatan kerja sama pembangunan.

Dalam kaitan ini, Indonesia menyampaikan pentingnya untuk mendesain sebuah blueprint kerja sama pembangunan, sehingga kerjasama pembangunan akan lebih terarah. Dalam kaitan dengan kerja sama pembangunan, Menlu dorong kesepakatan hibah untuk mitigasi COVID-19 dan penyelesaian rencana pendirian Regional Agriculture Training Centre and Demonstration Farming di wilayah Raki-Raki, agar dapat segera ditindaklanjuti. Pendirian pusat pelatihan kawasan di bidang pertanian ini, dapat digunakan sebagai hub outreach Indonesia untuk kerja sama pembangunan di Pasifik.

Keempat, komitmen untuk meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata. Dalam kaitan ini, kedua negara berencana untuk menandatangani MoU on Tourism Cooperation di Bali pada akhir bulan ini. Kelima, Indonesia sepakat untuk peningkatan interaksi kerja sama pertahanan melalui ratifikasi Defence Cooperation Agreement untuk mendorong kerja sama sektor strategis, seperti Peacekeeping Operations. Keenam, kita juga membahas mengenai beberapa inisiatif Indonesia ke depan untuk terus memperkuat kerja sama dengan Pasifik, antara lain melalui penyelenggaraan Indonesia-Pacific Forum for Development di Bali pada Desember tahun ini.

Setelah dari Suva, Fiji, Menlu kemudian melanjutkan perjalanan ke Honiara, Kepulauan Solomon. Ini merupakan kunjungan kedua beliau ke Honiara, setelah kunjungan pertama pada tahun 2015. Dalam kunjungan kali ini, Menlu Retno telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri dan juga dengan Wakil Diaspora Indonesia di Kepulauan Solomon.​

Selain tiga pertemuan tersebut, bersama dengan PM Solomon, Manasseh Sogavare, Menlu juga meresmikan Friendship Hall atau lapangan futsal multiguna yang merupakan hibah Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah dan Rakyat Solomon Islands.

Dari pertemuan yang dilakukan baik dengan PM maupun dengan Menlu Solomon Islands, Indonesia membahas antara lain:

Pertama, kerja sama dengan Solomon Islands. Indonesia juga memiliki komitmen yang sama seperti komitmen yang diperoleh dengan Fiji, untuk memperkokoh kerja sama yang saling menguntungkan, berdasarkan penghormatan terhadap prinsip-prinsip kedaulatan dan integritas wilayah.

Kedua, kemitraan ini penting untuk diterjemahkan dalam kerja sama konkrit, termasuk kerja sama pembangunan. Beberapa prioritas kerjasama pembangunan yang dibahas antara lain di bidang climate change, fisheries. Kedua pihak juga sepakat untuk merancang sebuah blue print kerjasama pembangunan agar kerjasama ini lebih terarah. Sebagaimana diketahui, antara Indonesia-Solomon Islands, Indonesia telah menandatangani Framework for Development Cooperation pada tahun 2019. Framework ini dapat digunakan sebagai basis pembuatan blue print.

Ketiga, komitmen untuk terus meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara yang juga menunjukkan tren positif terutama tahun lalu.​

Dalam kaitan kerja sama ekonomi Indonesia juga telah menawarkan expertise swasta dan BUMN Indonesia agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi termasuk pembangunan infrastruktur di Solomon Islands.

Keempat, Indonesia menitipkan secara khusus 1500 WNI yang tinggal dan bekerja di Solomon Islands. Selama ini mereka mendapatkan perlakuan yang baik.

Kelima, untuk mendukung kerja sama antar dua negara maka Indonesia sudah menandatangani Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Dinas dan Diplomatik.

Keenam, sebagaimana yang disampaikan Menlu saat berada di Fiji, Indonesia juga membahas mengenai beberapa inisiatif Indonesia ke depan untuk terus memperkuat kerja sama dengan Pasifik antara lain melalui penyelenggaraan Indonesia-Pacific Forum for Development di Bali bulan Desember.

Baik dalam kunjungan ke Fiji dan Kepulauan Solomon, Menlu menyampaikan strategi Indonesia dalam membangun kemitraan dengan kawasan Pasifik secara komprehensif pada tataran bilateral, pada tataran kawasan maupun dalam forum global.

Saat Presidensi Indonesia di G-20, Indonesia telah memberikan perhatian khusus dengan mengundang wakil-wakil dari negara kepulauan kecil.

Selain itu terdapat setidaknya 10 proyek konkret yang akan menjadi deliverable konkret yang Indonesia dorong di bawah Presidensi G-20 tahun ini di sektor energi, perubahan iklim, kelautan, mitigasi bencana dan pendanaan yang terkait langsung dengan kepentingan negara kepulauan kecil.

Pada saat keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023, Menlu menyampaikan pula rencana Indonesia untuk lebih mendekatkan hubungan ASEAN dengan Pasific Island Forum (PIF).

“Tadi saya lupa menyebutkan hasil pertemuan saya dengan PIF selama di Fiji antara lain menegaskan komitmen Indonesia dan PIF untuk memperkuat kerja sama terutama isu-isu yang terkait dengan Ocean” tegas Menlu kepada media dan www.deal-channel.com.

PIF memiliki harapan bahwa Indonesia dapat membawa isu Forum ini sampai atau terutama untuk mempersiapkan pertemuan COP 27 yang akan diselenggarakan di Mesir.(ath)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *