DEAL PROFIL | Saat peta geopolitik global yang terus berubah, dua negara besar dari dua benua yang berbeda mulai menunjukkan sinyal sinergi strategis yang kian menguat: Turki dan Indonesia. Satu berada di persimpangan Asia-Eropa, satu lagi di jantung Asia Tenggara. Keduanya memiliki sejarah panjang, potensi besar, dan ambisi menjadi kekuatan berpengaruh di kancah internasional.
Contents
Kekuatan Geopolitik Turki: Gerbang Asia dan Eropa
Turki, dengan penduduk lebih dari 85 juta jiwa, terletak secara strategis di antara Eropa dan Asia. Sebagai negara anggota G20 dan NATO, Turki memainkan peran penting dalam dinamika keamanan regional, migrasi, energi, dan diplomasi Islam moderat. Di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip ErdoÄŸan, Turki menampilkan wajah baru: tegas, mandiri, dan aktif dalam berbagai inisiatif diplomatik global.
Industri pertahanan Turki berkembang pesat, menjadikan negara ini sebagai salah satu eksportir senjata terbesar di kawasan. Produk seperti drone Bayraktar TB2 telah dikenal di medan konflik dunia. Sementara itu, sektor teknologi, energi terbarukan, dan manufaktur menjadi penopang ekonomi nasional yang terus tumbuh meski di tengah tantangan global.
Indonesia: Raksasa Demokrasi Asia Tenggara
Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan lebih dari 280 juta penduduk, dikenal sebagai kekuatan maritim dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Letaknya yang strategis di jalur perdagangan global menjadikan Indonesia penting secara geoekonomi dan geopolitik.
Sebagai negara anggota G20 dan pendiri ASEAN, Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia menunjukkan arah politik luar negeri yang lebih aktif, berwibawa, dan fokus pada kemandirian nasional, pertahanan, serta ketahanan pangan dan energi.
Kekuatan Komplementer: Potensi Kerja Sama Strategis
Turki dan Indonesia memiliki kekuatan yang saling melengkapi. Turki unggul dalam pengembangan industri pertahanan, teknologi drone, dan konektivitas Eurasia. Sementara Indonesia kaya akan sumber daya alam, populasi muda yang besar, serta posisi strategis di jalur laut global.
Kedua negara juga memiliki kesamaan identitas sebagai negara mayoritas Muslim yang demokratis, pluralis, dan menjunjung tinggi kedaulatan nasional. Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi kerja sama di bidang diplomasi, budaya, hingga solidaritas dalam isu-isu dunia Islam dan kemanusiaan.
Ekonomi, Pertahanan, dan Budaya: Tiga Pilar Kolaborasi
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan ekonomi kedua negara semakin intens. Nilai perdagangan bilateral telah melampaui USD 3,5 miliar, dengan target peningkatan hingga USD 10 miliar pada 2030. Kerja sama pertahanan pun terus diperkuat, termasuk dalam pengembangan teknologi militer dan pelatihan militer bersama.
Di sisi budaya, pertukaran pelajar, kerja sama universitas, dan promosi pariwisata menjadi jembatan rakyat antarnegara. Popularitas budaya Turki di Indonesia terlihat dari serial TV dan musik, sementara budaya Indonesia mulai dikenal lebih luas di Ankara dan Istanbul melalui festival dan komunitas diaspora.
Turki dan Indonesia, meski berbeda kawasan, memiliki semangat yang sama: berdiri di atas kaki sendiri, memainkan peran global yang aktif, dan membangun tatanan dunia yang lebih adil. Dalam dunia multipolar yang terus bertransformasi, dua kekuatan ini memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis yang membentuk poros baru kerja sama global—poros yang tidak lagi didikte oleh kekuatan lama, tetapi lahir dari kekuatan baru yang tumbuh dari Timur.
Jika masa depan dunia ditentukan oleh dialog antarbangsa yang kuat, Turki dan Indonesia adalah dua suara yang patut diperhitungkan—berakar kuat di tradisi, dan menatap jauh ke depan. (ath)