Presiden Prabowo Pererat Hubungan dengan Turki: Langkah Strategis Menuju Kemitraan Global

DEAL FOKUS | Langkah diplomatik strategis yang menandai babak baru hubungan bilateral, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mempererat kerja sama dengan Republik Turki. Kunjungan kenegaraan ke Ankara yang dilakukan awal April ini menunjukkan komitmen kuat kedua negara dalam membangun kemitraan yang saling menguntungkan di tengah dinamika geopolitik global yang terus berubah.

 

Read More

Langkah Diplomatik yang Disorot

Pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Recep Tayyip Erdoğan tidak sekadar simbolik. Dalam forum bilateral yang berlangsung hangat, kedua pemimpin menandatangani sejumlah nota kesepahaman di berbagai bidang, mulai dari pertahanan, energi, hingga teknologi pertanian dan industri halal. Penekanan khusus diberikan pada kerja sama militer, mencerminkan kedekatan visi strategis antara kedua negara sebagai kekuatan regional di masing-masing kawasan.

“Indonesia dan Turki memiliki sejarah panjang kerja sama, dan kini saatnya kita melangkah lebih jauh, menjadi mitra strategis yang nyata,” ujar Presiden Prabowo dalam konferensi pers bersama di Ankara.

 

Pertahanan sebagai Pilar Kerja Sama

Isu pertahanan menjadi sorotan utama. Turki, yang dikenal sebagai produsen alat utama sistem persenjataan (alutsista) berteknologi tinggi, menjadi mitra ideal bagi Indonesia yang tengah gencar melakukan modernisasi militer. Kabar bahwa Indonesia tertarik untuk memperkuat kolaborasi dengan perusahaan pertahanan Turki seperti Roketsan dan Baykar juga mencuat dalam kunjungan tersebut.

“Kolaborasi pertahanan dengan Turki bukan hanya soal pembelian alat, tetapi juga transfer teknologi dan pelatihan,” ujar seorang pejabat Kementerian Pertahanan RI yang turut serta dalam rombongan presiden.

 

Dinamika Geopolitik dan Diplomasi Global

Kedekatan Indonesia-Turki juga dibaca sebagai bagian dari pergeseran poros diplomatik Indonesia yang lebih aktif dalam membangun poros Selatan-Selatan. Turki yang merupakan anggota NATO tetapi juga menjalin hubungan kuat dengan negara-negara Muslim dan Asia Tengah, menjadi mitra geopolitik yang fleksibel bagi Indonesia yang tengah memperkuat posisinya di G20 dan ASEAN.

Para analis menilai bahwa langkah ini juga bagian dari strategi diversifikasi kemitraan luar negeri di tengah ketegangan antara blok Barat dan Timur.

 

Kerja Sama Ekonomi dan Budaya

Tak hanya pertahanan, sektor ekonomi juga menjadi prioritas. Dalam lawatan tersebut, dibuka jalan untuk peningkatan ekspor produk halal Indonesia ke Turki, serta rencana pembukaan jalur penerbangan langsung antara Jakarta dan Istanbul yang akan memperkuat hubungan pariwisata dan perdagangan.

Di bidang budaya dan pendidikan, kedua negara sepakat memperluas pertukaran pelajar dan beasiswa. Turki, yang kini menjadi tujuan studi populer bagi mahasiswa Indonesia, menyambut baik upaya peningkatan kerja sama antaruniversitas.

Dengan latar belakang kedekatan nilai-nilai Islam moderat, aspirasi ekonomi yang berkembang, dan tantangan keamanan yang kompleks, kemitraan Indonesia-Turki di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Recep Tayyip Erdoğan menunjukkan arah baru dalam politik luar negeri Indonesia yang lebih aktif, tegas, dan strategis.

Kunjungan ini bukan sekadar diplomasi seremonial, melainkan pondasi awal untuk kerja sama jangka panjang yang bisa menentukan posisi Indonesia dalam peta global baru. (ath)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *