DEAL MEDAN | Penumpang bus plat merah Metro Deli mengeluhkan minimnya halte bus tersebut di setiap tempat pemberhentian dan loket penumpang, akibatnya para penumpang harus berdesak-desakan seperti naik angkot ataupun angkutan umum lainnya.
Minimnya halte bus Metro Deli tersebut karena pemerintah kota Medan fokus pada proyek lampu berbentuk hantu di setiap jalan protokol dan proyek penggalian drainase yang menyisakan masalah baru.
Menurut Maulana Salman, warga Kecamatan Medan Petisah, ia tidak mau lagi naik bus Metro Deli karena kurang nyaman saat naik dan turun bus, hal itu karena tidak ada layanan halte yang sejenis bus way di Jakarta ataupun LRT di kota Palembang.
“Namanya bus milik masyarakat milik rakyat, harusnya disediakan halte khusus bus itu, seperti busway di Jakarta atau LRT di Palembang, halte-halte di sana cukup baik, nyaman dan aman dari para pencopet,” katanya kepada www.deal-channel.com pada Senin (06/02) pagi ini.
Pantauan deal channel di lapangan, ada beberapa tempat tidak tersedia halte bus Metro Deli, bahkan halte itupun tidak layak menjadi halte bus Metro Deli. Konsep transportasi bus Metro Deli meniru dan mengadopsi busway di Jakarta sebagai angkutan masyarakat yang nyaman lingkungan, aman, cepat dan murah. Namun justru dalam praktiknya banyak sekali permasalahan.
“Kalau pemerintah kota Medan mau fokus dan konsisten memperhatikan transportasi dalam kota, seharusnya seperti bus Metro Deli disediakan layanan halte, loket tiket dan tempat tunggu penumpang yang apik, nyaman dan aman, jika konsep ini dilakukan Medan akan menjadi benar-benar kota metropolitan dan kosmopolitan,” kata Alim Thonthowi, analis hukum dan media dari lembaga Alwas Institute Indonesia.
Menurutnya, pihak dan pemangku jabatan di jajaran pemko Medan harus melakukan studi banding ke beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Palembang, Solo dan mungkin saja Surabaya terkait transportasi dalam kota yang ramah lingkungan dan aman.
Untuk menghemat anggaran, tidak perlu melakukan studi perbandingan ke negara luar, karena menurut Alim, beberapa kota yang disebutkan tadi sudah mewakili dan layak dalam pelayanan moda transportasi masyarakat.
“Pak Bobby ini perlu belajar sama mantan walikota yang sukses mengelola moda transportasi yang ramah lingkungan, termasuk belajar sama pak Menteri Perhubungan atau saya sarankan belajar sama pak Edy Santana mantan walikota Palembang yang sekarang menjadi anggota DPR RI bidang perhubungan, sulap kota Medan ini menjadi baik, aman dan nyaman,” jelasnya. (jm)