DEAL LAMPUNG | Sosok ini masih muda, pria kelahiran Palembang sekitar 42 tahun lalu. Mantan ketua OSIS MAN 1 Bandar Lampung, menyelesaikan jenjang S1 di Fakultas Syariah IAIN (sekarang UIN) Radin Intan Lampung beliau adalah Ustadz Hendra Gunawan, S.H.I. Salah seorang pengurus di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Lampung Selatan dan aktivis Masjid Agung Kalianda.
Pandangannya soal gerakan sosial keagamaan tak diragukan lagi, sejurus kemudian pandangan itu menjadi konkrit saat ustadz ini memberikan nasihat dan tausyiah, baik di kelompok masyarakat kecil ataupun di hadapan jama’ah masjid. Di sisi lain, pemikiran beliau terhadap usaha kecil menengah barbasis syariah, pengembangan zakat infaq dan sedekah menjadi poin penting saat ini, hal itu disebabkan beliau lebih fokus melihat kondisi umat Islam yang masih memprihatinkan.
Bagaimana dengan kondisi media sosial yang berbasis masyarakat? Berikut petikan wawancara jurnalis deal-channel via WhatsApp bersama Ustadz Hendra Gunawan, S.H.I berikut ini:
Assalamu’alaikum ustadz?
Wa’alaikumussalam, khair, khair…
Apa kabar ustadz?
Alhamdulillah sehat, baik, haadzaa min fadhli rabbi (Segala puji bagi Allah, ini berkat rahmat-Nya).
Apa kegiatan ustadz saat ini?
Ya, seperti biasa saya masih menjadi kepala keluarga, menjalankan usaha kecil-kecilan sebagai penopang kebutuhan rumah tangga, kegiatan formal tetap di Baznas Lampung Selatan dan menjadi aktifis Masjid Agung Kalianda.
Apa fokus utama dari semua kegiatan ustadz itu?
Lebih tepat menjelaskannya adalah kegiatan di bidang sosial kemasyarakatan.
Apa perlu umat Islam dikader ulang?
Kalau saya memilih kata membina. Artinya pembinaan urusan agama yang paling asasi dulu, ya, dimulai dari urusan sholat, baca quran, tata cara ibadah dasar, itu dulu. Kalau pengkaderan, saya yakin hampir semua masyarakat mempunyai afiliasi dengan Ormas masing-masing, muhammadiyah maupun NU. Pengkaderan sudah dilakukan di Ormas tersebut.
Bagaimana pandangan ustadz terkait kehadiran media online?
Media online ya seperti pisau, terserah kita mau menggunakannya untuk apa. Kalau untuk melukai orang lain, itu buruk. Tetapi kalau dipergunakan untuk sesuatu yang baik, tentu akan menjadi baik. Saya sendiri termasuk user media sosial yang aktif, terutama FB untuk keperluan dakwah.
Bagaimana harapan ustadz untuk umat Islam ke depan?
Utamakan kesatuan umat. Ormas Islam, apapun mereknya, itu kita jadikan kendaraan dakwah, bukan tujuan lain sehingga gesekan horizontal umat itu bisa kita minimalisir. Seperti menegakkan sholat dengan baik dan tertib. Dimulai dari masjid sebagai simbol nya. InsyaAllah kalau sholat bagus yang lainnya ikut bagus. (ath)