DEAL GENDER | Saat semakin padatnya lalu lintas kota besar seperti Jakarta, kereta ringan Light Rail Transit (LRT) semakin menjadi pilihan transportasi favorit, terutama bagi kaum perempuan. Berdasarkan survei terbaru dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), sekitar 58% penumpang LRT di Jakarta adalah perempuan. Angka ini menunjukkan peningkatan sejak LRT diluncurkan, mengindikasikan bahwa transportasi ini memenuhi kebutuhan perempuan untuk perjalanan yang aman, cepat, dan nyaman.
Salah satu faktor utama yang membuat kaum perempuan tertarik menggunakan LRT adalah aspek keamanannya. Dengan adanya petugas keamanan di setiap gerbong dan CCTV yang dipasang di sepanjang kereta dan stasiun, para penumpang perempuan merasa lebih aman dari potensi gangguan atau pelecehan yang kerap menjadi kekhawatiran pada moda transportasi lain. Rina, seorang pekerja kantoran di Jakarta, mengungkapkan bahwa ia kini lebih memilih LRT untuk perjalanan harian karena merasa lebih nyaman dan terlindungi. “Rasanya lebih tenang naik LRT, tidak ada dorongan-dorongan atau hal-hal yang bikin tidak nyaman seperti di transportasi umum lainnya,” ujarnya.
Selain keamanan, kenyamanan juga menjadi alasan mengapa banyak perempuan beralih ke LRT. Moda transportasi ini menyediakan area duduk yang lebih teratur, bersih, dan ber-AC, membuatnya ideal bagi para penumpang yang melakukan perjalanan jarak menengah. Bagi ibu rumah tangga yang bepergian dengan anak, fasilitas seperti akses mudah untuk stroller dan prioritas tempat duduk juga menjadi kelebihan LRT yang tidak dimiliki oleh moda lain. Nurul, seorang ibu muda di kawasan Cibubur, menyebutkan bahwa fasilitas yang ramah bagi anak dan stroller sangat membantunya dalam mobilitas harian. “Dulu sering kesulitan kalau harus naik transportasi umum bawa anak. LRT ini jadi solusi banget buat para ibu seperti saya,” kata Nurul.
Praktis dan tepat waktu juga menjadi daya tarik LRT bagi para perempuan pekerja. Ketepatan waktu yang tinggi membuat LRT dapat diandalkan untuk menghindari kemacetan dan mempercepat waktu perjalanan. Di kota-kota besar, terutama di Jakarta, pekerja perempuan kini kerap memilih LRT untuk mencapai kantor dengan lebih efisien, menghindari stres akibat kemacetan panjang di jalan raya. Menurut data dari operator LRT, rata-rata waktu tempuh LRT untuk satu jalur mencapai sekitar 30 menit, jauh lebih cepat dibandingkan moda lain yang terhambat lalu lintas. Keteraturan jadwal LRT juga dinilai memberi ketenangan karena penumpang dapat memperkirakan waktu tiba di tujuan dengan lebih akurat.
Namun, di balik popularitasnya, LRT juga menghadapi tantangan untuk mempertahankan kualitas layanan dan kenyamanan. Banyak penumpang berharap ada lebih banyak kereta yang tersedia pada jam-jam sibuk, mengingat tingginya permintaan terutama dari kalangan pekerja perempuan. Sejumlah penumpang juga mengeluhkan kapasitas gerbong yang terkadang penuh, terutama di jam pulang kantor. “Kalau sore, penumpangnya bisa ramai sekali, jadi sulit juga dapat tempat duduk,” kata Rani, seorang pegawai yang rutin menggunakan LRT.
Pemerintah saat ini merencanakan penambahan frekuensi kereta dan perluasan jalur LRT untuk menjangkau lebih banyak area perumahan. Hal ini diharapkan dapat mendukung aksesibilitas transportasi yang ramah perempuan dan memperluas pilihan transportasi umum yang nyaman dan aman bagi masyarakat luas.
Keberhasilan LRT sebagai moda transportasi yang digemari kaum perempuan menunjukkan pentingnya keamanan dan kenyamanan dalam pelayanan transportasi umum. Dengan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan, LRT diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang untuk mobilitas urban, terutama bagi para penumpang perempuan yang membutuhkan transportasi yang aman, praktis, dan dapat diandalkan di tengah hiruk-pikuk kota besar. (ath)
Houzzmagazine Great information shared.. really enjoyed reading this post thank you author for sharing this post .. appreciated