DEAL JAKARTA | Prof. Yusril Ihza Mahendra selaku pihak terkait mewakili Partai Bulan Bintang (PBB) menegaskan, sistem pemilu melalui proporsional terbuka mempunyai dampak yang positif dan negatif bagi warga Negara Indonesia.
Menurutnya, dampak positif sangat menguntungkan bagi para calon legislatif yang sudah popular dan dikenal masyarakat, para pemilih bisa langsung mencoblos gambar calon yang mereka kenal, hal itu telah dilakukan pada pemilu tahun 2019 lalu. Namun, ada juga dampak positif yang ada jika sistem pemilu dilakukan secara tertutup.
“Para kader partai yang selama ini berjuang membesarkan parpol akan mempunyai peluang untuk menjadi calon legislatif,” kata Prof. Yusril Ihza Mahendra saat menyampaikan argumentasi hukumnya dalam sidang Mahkamah Konstitusi Uji Materil UU Pemilu di Jakarta, Rabu (08/03) siang kemarin.
Lebih lanjut beliau menyampaikan, dengan mengubah sistem pemilu menjadi proposional tertutup, mekanisme kualitas kader parpol akan berjalan baik dan benar, parpol yang selama ini tidak berjalan dalam hal pengkaderan, ke depan mereka akan menjadikan sistem kaderisasi dalam mekanisme partai politik.
Yusril juga mengatakan, sistem pemilu dengan cara proposional terbuka akan melemahkan fungsi pemilu dan partai politik, halmana hanya figur-figur yang dominan saja akan menang, termasuk figur yang mempunyai uang banyak.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Partai Gerindra Gusmayadi mengatakan, sebaiknya sistem pemilu tetap seperti dulu dan tidak perlu diubah-ubah, keinginan beberapa elit mengajukan uji materil ke MK hanya karena kepentingan politik sesaat saja, tetapi ketua partai Gerindra kota Pematangsiantar itu tidak menapik jika dirinya akan mengikuti apapun keputusan MK kelak. (ath/guru)