DEAL MEDAN | Terminal Amplas kota Medan kini resmi beroperasi, sejumlah bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) mulai digusur dari pool yang sering mangkal sepanjang jalan SM. Raja kota Medan.
Kini, semua bus AKDP dan AKAP wajib memasuki terminal amplas dan mendaftar ke loket. Setiap penumpang harus membeli tiket melalui loket, termasuk para sopir harus menurunkan dan menaikkan penumpang melalui terminal itu.
Walikota Medan Bobby Nasution mengatakan, beroperasinya terminal amplas agar ketertiban dan kemacetan di sepanjang jalan SM. Raja sedikit terurai, banyak pool bermunculan di sana dan berakibat pada antrian bus AKAP dan AKDP.
Dengan adanya terminal amplas kata Bobby, para penumpang bisa lebih aman dan nyaman. Mereka tidak lagi dilayani calo-calo tiket dan harga dapat dipantau.
Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang penumpang dari Sibolga, Iwan Saragih sering naik travel Bintang Tapanuli dari Sibolga menuju Medan, saat naik dan turun di pool sedikit ramai dan macet.
“Jika dipindahkan ke terminal amplas lebih pas, tapi sedikit bingung karena masih baru, pool berbeda-beda,” tegasnya kepada www.deal-channel.com pada Rabu (08/02) pagi ini.
Selama ini sepanjang jalan SM. Raja mulai dari perbatasan Tanjung Morawa sampai persimpangan stadion teladan Medan, cukup ramai dan macet karena beberapa mobil travel, bus dan mobil sewa parkir di sana. Jika dipindahkan ke terminal amplas, paling tidak mengurangi macet.
Meskipun tidak ada jaminan kemacetan di Medan berkurang, upaya Pemerintah Kota Medan memindahkan pool travel, bus AKAP dan bus AKDP masuk terminal amplas menjadi salah satu bentuk kerja dan kerja.
Hal tersebut disampaikan oleh pengamat hukum dan media dari Universitas Battuta Medan Alim Thonthowi, catatannya semua media sedang melirik upaya walikota Medan dalam mengatasi macet dan banjir. Pemindahan semua moda transportasi luar kota dan dalam kota menuju terminal amplas termasuk salah satu bentuk mengatasi macet.
“Paling tidak salah satu upaya, walaupun tidak bisa berharap banyak karena kota Medan ini sudah mengakar dan masalahnya terlalu banyak, macet, banjir, premanisme, geng motor, rampok, pencurian, jambret, begal motor, harus diselesaikan satu satu,” paparnya.
Sorotan utama adalah terminal amplas yang beroperasi dan upaya pemindahan para kendaraan ke dalamnya harus diapresiasi. (jm)