Pelaku Usaha Gagas Hutan Wisata Kota

DEAL MEDAN | Usai pemilihan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pekan lalu, pelaku usaha mengusulkan agar sebagian hutan yang tidak terpelihara dijadikan hutan wisata kota, gagasan tersebut datang dari sebagian pengurus HIPMI Medan dan Ikatan Pengusaha Muda Media Indonesia saat menanggapi terpilihnya putra Sumatera Utara sebagai ketua HIPMI.

Menurut salah seorang fungsionaris Ikatan Pengusaha Muda Media Indonesia Musa Hasibuan, gagasan menjadikan hutan di kota yang tidak terpelihara baik menjadi hutan wisata sangat bagus dan menjanjikan, selain bisa diperhatikan hutan tersebut, peluang bisnis juga ada di sana.

Saat ini ada beberapa kota dan kabupaten di Sumatera Utara dan daerah lainnya yang mempunyai hutan di dalam kota atau kabupatennya, sebut saja kota Medan dan Kisaran, terdapat beberapa bagian hutan yang tidak terpelihara, sangat baik jika dijadikan hutan wisata agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke kaki gunung atau ke lembah hanya untuk rileks.

“Perlu sinergi pemerintah melalui dinas kehutanan dan perkebunan atau dinas tata kota agar gagasan ini terwujud,” tegas Musa.

Pengamat hukum dan sosial dari Universitas Palembang, Iwan Kesumajaya mengatakan, sangat baik jika gagasan menjadikan hutan di dalam kota menjadi hutan wisata agar hutan tersebut terpelihara, terjaga dan mendatangkan hasil bagi masyarakat.

“Studi kelayakan harus ada, hitung berapa jumlah hutang di dalam kota dan kira-kira prospek atau tidak jika dijadikan hutan wisata,” jelasnya kepada www.deal-channel.com pada Rabu (30/11) pagi ini.

Iwan menyontohkan hutan wisata Punti Kayu di kota Palembang, sebuah hutan yang luas dan besar tepat berada di pusat kota Palembang, di dalamnya ada flora dan fauna semua tertata rapih dan bisa dijadikan komoditi usaha yang hasilnya sebagian menjadi pendapatan asli daerah (PAD) dan sisanya untuk pengelola hutan tersebut.

Contoh lainnya menurut Iwan, hutan di kota Bogor yang menjadi tempat wisata dan studi mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dua daerah tersebut bisa dijadikan tempat studi perbandingan.

“Medan harus belajar dari Palembang dan Bogor bagaimana cara mengelola hutan wisata,” kata mantan ketua PHRI dan ketua KPI Sumatera Selatan tersebut. (ath)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *