DEAL PROFIL | Pria ini bernama Dr. Fahd Ash-Sughair, saat ini menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan di Ma’had ‘Ali lil-Qadha’ (Higher Judicial Institute) Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Saud Riyadh Arab Saudi. Beliau tentunya sudah berkali-kali menunaikan ibadah haji, tapi sengaja tidak disematkan di Namanya. Itulah tradisi orang Arab, persoalan haji adalah ibadah dan tidak perlu disematkan dalam nama hanya wajib disematkan dalam dada (hati).
Berbeda dengan orang Indonesia, kalau sudah berangkat haji dan pulangnya harus disematkan di nama: Haji Usman, Haji Toyib, Hajjah Saragih dan sebagainya. Panggilan pun harus pak Haji dan ibu Hajah. Aneh ya! Doktor Fahd, mengajar mata kuliah metode penemuan hukum atau (( طرق الاثبات و القرائن
Doktor Fahd mengajar di kampus Riyadh dan kampus Madinah, kadang mengajar di beberapa kampus di Uni Emirat Arab seperti Abu Dhabi, Dubai, dan Syiria. Pribadi yang supel dan mudah bergaul ini, menyamankan tamu yang berbicara dengannya.
Saat saya berkomunikasi dengannya di Riyadh, tepatnya di kampus A Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Saud atau lazim disebut jami’ah al-Imam, beliau murah senyum dan cerdas. Pemahaman terhadap hukum dan teori penemuan hukum layak diberikan dua jempol.
Bagaimana Indonesia?
Di mata Doktor Fahd, Indonesia patut dikunjungi dengan mayoritas muslim di dalamnya, saat ditanya akan kemana ia saat di Indonesia, beliau langsung menjawab: “Aceh dan Puncak Bogor.” Ada alasan sendiri mengapa penghapal Alquran 30 juz ini memilih Aceh dan Puncak Bogor, pertama Aceh telah menerapkan syariat Islam dan beliau ingin melihat dari dekat pelaksanaannya. Kedua, puncak Bogor adalah tempat rileks terindah di Indonesia menurut kacamata orang Arab Saudi, atau memang kenyataannya di sana banyak keturunan Arab dan Doktor satu ini ingin menemui para keturunan itu. Wallahu’a’lam.
Demikian liputan saya dari Riyadh Arab Saudi, lanjutannya di edisi 16. Sekian (ath)