DEAL FOKUS | Menteri Kehakiman dan Pemasyarakatan Republik Afrika Selatan Mr. Ronald Lamola (MP), memberikan pernyataan dalam pembukaan sidang biasa 1 Parlemen keenam Pan-Parlemen Afrika di Kawasan Parlemen Pan-Afrika Gallagher Estate Midrand, pada Senin 31 Oktober 2022 minggu lalu. Pernyataan tersebut atasnama Presiden Republik Afrika Selatan yang berhalangan hadir.
Dalam pernyataannya, Pemerintah Republik Afrika Selatan menyampaikan selamat kepada Presiden dan Biro yang telah mengambil alih pekerjaannya dengan sungguh-sungguh. Pemerintah juga menyambut anggota baru Parlemen Pan-Afrika, yang diyakini telah menjalani sesi pengembangan kapasitas akhir pekan lalu.
“Saya ingin berbagi beberapa refleksi, yang akan mencakup pekerjaan yang akan dilakukan selama sesi,” paparnya.
Refleksi ini akan membantu peemrintah untuk memajukan program mereka di benua itu saat mereka berbagi praktik terbaik tentang berbagai masalah, saat Afrika Selatan mempertimbangkan berbagai model hukum yang akan diperdebatkan selama sesi, yang membentuk dasar pekerjaan pemerintah sebagai organ legislatif Afrika yang dibayangkan.
Menurut MP, pekerjaan ini akan membantu mereka memajukan pembangunan sosial-ekonomi Afsel (Afrika Selatan), serta demokrasi, hak asasi manusia dan supremasi hukum sebagai perwakilan individu dari Negara mereka, melalui penguatan mekanisme akuntabilitas di tingkat nasional, tetapi juga membantu Afsel untuk menempa jalur bersama menuju integrasi regional dan kontinental.
“Sebuah visi yang diramalkan oleh salah satu putra terbesar Afrika, Pixely Ka Isaka Seme yang namanya tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pendiri Kongres Nasional Afrika. Dia mengatakan sebagai berikut: Orang Afrika itu sudah mengakui posisinya yang tidak wajar dan menginginkan perubahan. Hari yang cerah terbit di Afrika,” jelas MP.
Pernyataan MP selanjutnya tentang kedudukan Kongo dan Gambianya memutih dengan perdagangan, kota-kotanya yang padat mengirimkan dengungan bisnis, dan semua putranya dipekerjakan untuk memajukan kemenangan perdamaian yang lebih besar dan lebih abadi daripada rampasan perang.
MP mengatakan, pada tahun 2022 Uni Afrika yang dimiringkan “Memperkuat ketahanan nutrisi dan ketahanan pangan di benua Afrika: Memperkuat sistem pangan pertanian, kesehatan dan sistem perlindungan sosial untuk percepatan pembangunan modal manusia, sosial dan ekonomi”, yang sangat tepat mengingat tantangan yang dihadapi benua Afrika yang meliputi kelaparan dan kurangnya ketahanan pangan bagi banyak orang kulit hitam di sana.
Konteks geo-politik saat ini yang dicirikan oleh ketidakpastian, nasionalisme, dan polarisasi, serta diperparah oleh dampak perubahan iklim, di antaranya benua Afrika yang paling terpukul, terus menghadirkan tantangan bagi ketahanan pangan dan gizi.
“Seperti yang Anda ketahui, warga negara yang sehat dan bergizi baik, pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas dan produksi adalah beberapa tujuan utama yang termasuk dalam Agenda Uni Afrika 2063, Agenda yang Kami Inginkan,” tegasnya.
Afsel percaya bahwa model Undang-Undang tentang Ketahanan Pangan dan Gizi di Afrika yang dibahas dalam Sidang Komite yang diadakan Agustus 2022 memberikan panduan tentang cara terbaik untuk menyelaraskan fungsi ketahanan pangan dan gizi ini yang cenderung berada di Kementerian Pertanian dan Kesehatan masing-masing.
Salah satu alat yang juga akan memberikan indikasi kemajuan yang telah mereka buat, termasuk dalam isu kelaparan, kemiskinan, serta pengangguran kaum muda kita, adalah tinjauan Rencana Pelaksanaan Sepuluh Tahun Pertama Agenda 2063 tahun depan.
“Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental Afrika juga merupakan salah satu alat yang kami miliki untuk berkontribusi pada integrasi yang lebih besar, tetapi itu akan membutuhkan finalisasi harmonisasi standar di seluruh Benua dan perampingan Rantai Pasokan kami, “ ungkap MP.
Kemajuan yang menggembirakan sedang didaftarkan pada lima bidang prioritas yang disepakati, yaitu keuangan, transportasi, pariwisata, komunikasi, dan sektor profesional.
Bidang lain yang dapat Afsel manfaatkan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat Afrika, adalah bekerja dengan Diaspora Afrika, yang dapat membantu membangun keterampilan yang sangat dibutuhkan untuk karir masa depan di benua kita, serta berkontribusi pada transfer teknologi yang kita sangat membutuhkan.
Atas pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Afsel siap menghadapi era ekonomi global di tahun 2023 mendatang, bagaimana dengan Indonesia?.
Menurut pengamat sosial ekonomi politik Imron Supriyadi, tahun depan (red.2023) adalah tahun perdebatan ekonomi dan politik Indonesia, globalisasi akan semakin terasa dan beberapa sektor bisnis akan bergejolak, jika para pelaku bisnis tidak siap akan berdampak pada ketahanan pangan masyarakat.
“Ada isu terjadi resesi ekonomi dan masih terjadi pandemi, tapi sepanjang dapat dipastikan kekuatan dan ketahanan pangan kita, saya kira bis akita atasi, apalagi tahun depan mulai masuk tahun politik nasional, ini berdampak luas,” tegasnya kepada www.deal-channel.com.
Mardigu Wowik, pengamat ekonomi pertahanan nasional selalu berkali-kali menulis di laman Instagram dan berbicara lantang di Youtube, tahun depan akan terjadi resesi ekonomi, bahkan kondisi ekonomi Indonesia akan semakin tak berdaya. Hal itu terjadi perdebatan di antara praktisi ekonomi nasional. Kondisi ekonomi dunia mulai membaik pada bagian terkecil, namun secara makro kondisi ekonomi Indonesia mampu diatasi. (ath)