DEAL MEDAN | Warkop identik dengan tempat makan dan minum seadanya, menu yang sederhana tapi cukup kenyang. Minimal, Anda bisa minum kopi dan es tea manis di sana. Lalu, bagaimana jika ada warkop digunakan tempat diskusi kaum mahasiswa? Loh, dimana?
Warkop pinggir jalan, itulah namanya. Terletak di jalan pasar V durian 6 Tembung Kota Medan. “Masuk kecamatan Percut Sei Tuan, iya gitu,” kata Om Alim pemilik warkop itu kepada www.deal-channel.com.
Om Alim memulai bisnis ini belum terlalu lama, namun sekarang mulai sedikit berkembang. Ia ingin membuka bisnis bidang kuliner, sebenarnya ia sendiri menyukai masak-memasak namun tidak sehandal sang isteri yang memang adalah seorang master chef (ahli masak).
“Saya pernah bertemu almarhum om Bob Sadino di Jakarta, itu dulu saat saya menjadi wartawan, beliau berpesan kalua mau buka bisnis, lo bisnis Pendidikan dan makan-makan aja,” urai Om Alim menirukan gaya Bob Sadino.
Bob Sadino, seorang maestro bisnis Indonesia dan legendaris. Siapa yang tidak kenal om Bob, demikian dia disapa. Tapi edisi ini, deal-channel bukan membahas Om Bob Sadino, tapi mengupas bisnisnya Om Alim asal Palembang.
Pria berjanggut itu menguraikan lebih dalam, selain karena pesan Bob Sadino, mantan hakim itu juga ingin mandiri dalam hidup, penuh kebebasan dan cerdas finansial. Ia bertutur, dahulu pernah mengalami masa sulit hingga banyak hutang dan cicilan sana sini. Akhirnya, ia harus memutar otak agar finansial terus bertambah, melalui bisnis warkop sedikit demi sedikit dapat jalan keluar dari semua masalah yang dihadapinya.
Warkop pinggir jalan adalah sebuah filosofi hidup mandiri seutuhnya dan cerdas finansial. Kebebasan adalah barang mewah yang mahal harganya, sulit sekali menemukan kebebasan apalagi kebebasan berpikir dan bertindak.
Filosofi itulah membawa Om Alim berani membuka warkop pinggir jalan di Tembung Medan. Sejak meninggalkan ruang sidang sebagai hakim, ia mengubah dirinya 180 derajat menjadi orang “jalanan”.
“Dulu saya kerja kantoran, pejabat negara, hebat kali ya, sekarang saya orang jalanan, anjal (anak jalanan) yang tidak lama lagi akan menguasai dunia, minimal Medan dipegang,” tegasnya.
Warkop pinggir jalan ini menampilkan sebuah pelajaran, wajar jika banyak mahasiswa yang duduk disana dan berdiskusi soal hidup, masa depan dan mata kuliah mereka di kampus. Peluang dari warkop itu, akan dinikmati oleh masyarakat dan kaum akademisi.(red)