Pembekalan Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang, Bukan Militeristik, Apa Tujuan Prabowo?

Presiden dan wakil presiden, Menteri dan Wakil Menteri serta pejabat di cabinet merah putih melaksanakan pembekalan di Akmil, Magelang (photo by: @Merdeka.com)

DEAL NASIONAL | Pembekalan bagi Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, resmi dimulai Jumat (25/10) hingga Minggu (27/10). Presiden Prabowo Subianto menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan bertujuan untuk mengadopsi pendekatan militeristik. Ia menyatakan bahwa pelatihan ini mengikuti “The Military Way,” yang sering digunakan dalam berbagai organisasi, termasuk pemerintahan dan perusahaan, untuk mengajarkan kedisiplinan dan loyalitas pada negara.

 

Read More

Dalam pembekalan hari pertama, Prabowo menegaskan bahwa kegiatan ini tidak dimaksudkan untuk militerisasi para menteri dan pejabat. “Inti dari semua ini adalah disiplin, serta loyalitas bukan kepada Prabowo, melainkan kepada bangsa dan negara Indonesia,” ujar Presiden Prabowo pada Jumat (25/10).

 

Meski demikian, sejumlah pengamat menilai kegiatan di Akmil ini tetap memiliki pola militeristik. Pengamat militer dari Universitas Brawijaya, Al Araf, berpendapat bahwa kegiatan ini mencerminkan “militerisasi sipil” dalam pemerintahan.

 

Rangkaian Materi Pembekalan Kabinet Merah Putih

Para menteri Kabinet Merah Putih mengikuti berbagai kegiatan di Akmil, termasuk tidur di tenda dan memakai seragam loreng Komponen Cadangan (Komcad). Hari pertama pelatihan dimulai dengan pengarahan dari Presiden Prabowo, dilanjutkan dengan materi terkait pencegahan korupsi yang dibawakan oleh pihak BPK, Polri, dan Kejaksaan Agung. Materi lainnya mencakup perencanaan pembangunan dari Bappenas, perencanaan anggaran oleh Kementerian Keuangan, serta birokrasi dari Kementerian PAN-RB.

 

Di hari kedua, Sabtu (26/10), para menteri akan mengikuti pembekalan tentang hilirisasi sumber daya alam, pengembangan B100, serta kebijakan pangan dan gizi. Pada malam hari, diadakan acara “Malam Akrab” untuk mempererat hubungan antarpejabat.

 

Menurut Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, lokasi di Akmil Magelang dipilih karena nilai historisnya sebagai pusat perlawanan terhadap penjajah. “Kami harap semangat heroisme dan cinta tanah air di tempat ini dapat menular kepada jajaran Kabinet Merah Putih,” katanya.

 

Apakah Pembekalan Kabinet Ini Menandakan Militerisasi Sipil?

Terkait lokasi dan atribut yang bernuansa militer dalam pembekalan ini, beberapa pengamat menyatakan kegiatan ini memiliki unsur militeristik. Pengamat militer Beni Sukadis menyatakan bahwa kegiatan ini mencerminkan gaya kepemimpinan Presiden Prabowo yang berlatar belakang militer. “Presiden dengan latar belakang militer memiliki pendekatan yang lebih disiplin dan otoritarian,” ungkapnya.

 

Senada dengan itu, pengamat militer Khairul Fahmi dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) berpendapat bahwa kegiatan ini serupa dengan program pelatihan tim di berbagai perusahaan. Namun, ia menilai Presiden Prabowo tidak berencana mengadopsi doktrin militer dalam pemerintahan sipil.

 

Di sisi lain, Al Araf menyatakan bahwa ada indikasi militerisasi, terutama dengan diadakannya pelatihan di akademi militer dan pengangkatan Mayor Teddy Indra Wijaya sebagai Sekretaris Kabinet. “Penggunaan tempat dan atribut militer bisa diartikan sebagai simbol pola militeristik,” kata Al Araf, yang menambahkan bahwa pembekalan seperti ini biasanya dilakukan melalui lembaga seperti Lemhanas.

 

Harapan Prabowo dalam Menciptakan Super Team Kabinet Merah Putih

Pembekalan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan yang sebelumnya dilakukan di Hambalang sebelum pelantikan kabinet. Presiden Prabowo berharap para menteri dan pejabat negara mampu bekerja sebagai super team yang solid dan mampu menghadapi berbagai tantangan pemerintahan.

 

Namun, pengamat militer Beni Sukadis meragukan bahwa tiga hari pelatihan cukup untuk membentuk kekompakan dalam kabinet yang beranggotakan pejabat dari latar belakang beragam. “Dengan latar belakang yang berbeda-beda, mungkin akan sulit menyatukan mereka hanya dalam tiga hari,” ujarnya.

 

Meskipun demikian, Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan bahwa evaluasi kabinet akan dilakukan secara rutin. “Presiden Prabowo akan terus mengevaluasi performa kabinet setiap tiga hingga enam bulan. Jika ada yang tidak sejalan, bisa saja dilakukan pergantian,” jelasnya.

 

Pembekalan Kabinet Merah Putih ini bertujuan membentuk tim pemerintah yang kuat dan disiplin, namun penerimaan publik dan efektivitasnya masih perlu dilihat dalam implementasi jangka panjang.(wam)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. I have not checked in here for a while since I thought it was getting boring, but the last few posts are great quality so I guess I will add you back to my daily bloglist. You deserve it my friend 🙂