DEAL TEKNOLOGI | Sekitar tiga ribu warga dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) meramaikan lawatan nonton bareng Gerhana Matahari Hibrida, kamis (20/04).
Ketua Pelaksana dari Planetarium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo mengatakan dalam daftar hadir setidaknya sudah ada 2.300 orang yang mendaftar. Namun banyak warga yang mendaftar langsung.
“Awalnya daftar online 2.300 orang, tapi total hari ini ada 3.000 masyarakat yang hadir,” ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com di hari Kamis lalu.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di Planetarium Jakarta, ribuan masyarakat sudah meramaikan kawasan Taman Ismail Marzuki sejak pukul 08.30 WIB.
Tidak hanya orang dewasa, kalangan anak muda dan anak juga turut meramaikan acara tersebut. Komunitas astronomi pun ikut meramaikan pemantauan gerhana matahari, dengan menjejerkan teleskop.
Warga yang hadir juga bisa melihat langsung matahari lewat teleskop tersebut, sembari mendapatkan edukasi dari para komunitas astronomi.
Peserta yang hadir pun membagikan kaca-mata khusus yang dilapisi dengan bahan anti UV agar warga bisa melihat cahaya matahari hibrida secara aman.
“Kita prediksi 2,5 jam mulai 10.29 sampai 12. Selesai. Puncaknya di 10.45 dengan total yang ketutup itu 39 persen. Ini benar-benar terlihat, kalau cuaca cerah begini bisa terlihat secara langsung,” ujar Eko.
Rayhan (23) pria asal Bekasi, Jawa Barat, sudah berada di kawasan TIM sejak pukul 08.00 WIB untuk melihat gerhana matahari hibrida dari Jakarta.
“Sekitar jam 8 sudah di sini, soalnya pacar saya ngajakin ada event ini, momentumnya susah karena ratusan tahun sekali,” ujar Rayhan.
“Kalau ada fenomena astronomi ikut acara begini, kayak blood moon di Bandung ngikutin juga,” ujarnya.
Di samping itu Anidya (38) seorang ibu rumah tangga asal Tangerang, Banten sengaja mengajak kedua anaknya untuk menonton gerhana matahari hibrida. Ia mengatakan fenomena ini terbilang langka karena baru akan hadir kembali pada 2046.
“Kan gerhana matahari fenomena yang jarang, anak-anak lagi libur anak dan tertarik astronomi, jadi sekalian ngajarin anak-anak tentang fenomena alam,” ujarnya.(wam/cnn)