DEAL FOKUS | Media sosial (medsos) yang masih berbasis pornoaksi dan pornografi dinilai sulit diberantas selama bulan suci Ramadhan, hal itu tampak masih banyaknya medsos yang menayangkan ulasan dan video pornoaksi dan pornografi.
Ada beberapa medsos seperti instagram, facebook dan tik tok yang menayangkan konten pornoaksi dan pornografi. Hal itu dinilai merusak moralitas generasi muda terutama anak-anak yang masih di bawah umur. Alhasil, medsos yang menayangkan konten seperti itu sudah sepantasnya dihapuskan atau diblokir pihak terkait.
“Memang sebaiknya harus diblokir atau diberikan peringatan, paling tidak si pemilik mengunci akunnya secara khusus saja jangan dibuka terang dan bebas,” kata pengamat hukum dan media dari Universitas Battuta Medan Alim Thonthowi kepada www.deal-channel.com.
Menurut Alim, ia pernah melihat dan memilih beberapa konten tiktok dan instagram yang menayangkan pornoaksi dan pornografi, bahkan selama bulan suci Ramadhan. Hal itu kata Alim, agar mengetahui alasan dan jenis konten itu.
“Ya, sebagai analis hukum dan media tentu saya harus tela’ah dan analisa setiap konten medsos yang menayangkan pornoaksi dan pornografi, masih banyak,” jelasnya.
Meskipun demikian, ia tidak menapik jika konten seperti itu sulit diberantas apalagi jika lembaga khusus yang menindak tegas tidak mau.
Menanggapi hal tersebut, pakar cyber crime dan teknologi digital alumni Institute Teknologi Bandung (ITB) Mustafa Arif mengatakan, sepanjang tidak ada pelanggaran hukum sulit medsos milik akun pribadi diblokir ataupun dianggap menyimpang.
“Ya, sulit, kita harus kembali ke aturan bagaimana kejahatan itu ada, kalau tidak ada kejahatan di sana bagaimana mau diblokir,” jelas dosen di salah satu kampus swasta di Bandung itu.
Namun, Mustafa memberikan solusi agar konten seperti itu jangan diikuti karena semakin banyak pengikut akan semakin menguntungkan si pemilik akun. (fauzan)