DEAL PROFIL | Opung Batubara, demikian pak Rahmat biasa disapa oleh pengguna jalan. Rahmat Batubara nama lengkapnya, entah kapan pria tua ini lahir dan dimana, semua sudah lupa, bahkan ia tidak ingat lagi darimana ia berasal dan siapa saja keluarganya.
Mungkin karena faktor perang kemerdekaan dulu, Rahmat sempat tersambar letupan senjata dan bom, itulah yang mengakibatkan telinga sebelah kiri sedikit rusak pendengaran. Sulit mengajaknya komunikasi lisan, selain bahasa yang sulit dimengerti, pendengarannya pun tidak tajam seperti dulu saat pria ini muda.
Ya, itulah sekelumit cerita opung Rahmat Batubara, pahlawan perang merebut kemerdekaan 1945 di Deli Serdang dan Medan, kini menjadi seorang veteran dan mengais uang receh di pinggir jalan sebagai seorang pengamen.
Anda dapat menemukan si opung di komplek perumahan Tasbih kota Medan, kawasan jalan Setia Budi Medan. Opung Rahmat Batubara biasanya duduk manis di depan rumah makan di sana, modal tape kecil dengan kumpulan lagu-lagu lama baik melayu ataupun Batak, ia berjoget-joget menghibur para pengguna jalan dan orang yang sengaja makan minum di rumah makan komplek Tasbih.
Uang receh ditukarkannya menjadi uang kertas agar ia merasa hebat saat menerima uang tersebut, rezeki si opung ada saja setiap kali tampil mengamen, bahkan pria tua ini pernah membawa pulang uang 500ribu rupiah dari hasil mengamen. Wow!
“Ya, itulah yang kubisa,” kata opung Rahmat kepada www.deal-channel.com.
Masyarakat di sana menganggap si opung adalah pria tua yang banyak talenta, paling tidak pria itu menghibur dan masyarakat tidak merasa terancam.
“Oh sangat menghibur, tapi ya hiburan orang tua, sama sekali kami tidak merasa terancam karena opung biasa saja,” kata salah seorang pengunjung Ida Bagus.
Menurut Ida Bagus, keberadaan pria seperti opung Rahmat Batubara, sosok veteran yang harus dijaga dan dirawat oleh Negara ini, perjuangan mereka dulu harus diingat dan jasa mereka harus kita apresiasi.
Seharusnya kata Ida, pemerintah merawat pria seperti opung Batubara, jangan dibiarkan mencari uang sendirian saat usia dia tidak muda lagi.
“Kasihan, pahlawan veteran yang sia-sia hidupnya,” jelas Ida Bagus. (ath)