Awas, Aksi Penculikan Anak Marak Terjadi

DEAL MEDAN | Aksi penculikan anak kecil, anak remaja hingga anak berusia 20an marak terjadi di Provinsi Sumatera Utara dan beberapa daerah lainnya. Baru-baru ini terjadi penculikan anak di Kecamatan Medan Denai Kota Medan, anak tersebut berusia sekitar 8 tahun namun penculik berhasil dihajar massa dan bocah tersebut akhirnya selamat.

Menurut Sulaiman dan Ilyas, keduanya warga Jalan Menteng II Kecamatan Medan Denai Kota Medan, bocah kecil itu diberikan permen oleh orang tidak dikenal mengendarai sepeda motor, tak lama kemudian ia dibawa kabur, namun aksi itu diketahui tetangga dan ia berteriak, sontak saja para penculik dihajar massa lalu diamankan pihak kepolisian.

Kabar terakhir, motif pelaku menculik anak-anak untuk menjual organ tubuh dengan harga mahal.

“Satu anak bisa menghasilkan milyaran rupiah, mulai dari congkel mata, hati, empedu,” kata salah seorang warga yang tidak mau disebutkan identitasnya kepada www.deal-channel.com pada Jumat (03/02) pagi ini.

Menurut sebut saja ‘bunga” itu, dirinya mendengar saat para penculik diamuk warga, mukanya lembab dan nafas terengah-engah kesakitan, saat itu para penculik mengakui tujuan penculikan anak-anak. Meskipun demikian, bunga tidak mengetahui sudah berapa banyak anak-anak yang menjadi korban mereka.

“Tanya saja sama polisi bang,” jelasnya.

Informasi yang diterima redaksi www.deal-channel.com aksi penculikan terjadi di kota Palembang halmana korbannya adalah anak berusia 9 tahun masih bersekolah di SD. Namun lagi-lagi aksi tersebut digagalkan massa dan penculik dibakar hidup-hidup.

“Kita tidak bisa menahan masyarakat, seharusnya zaman viral-viral begini pihak aparat semakin ketat menjaga keamanan dan perlindungan masyarakat,” kata pengamat hukum dan media dari Universitas Battuta Medan Alim Thonthowi saat dikonfirmasi.

Menurut Alim, aksi tersebut terjadi semata-mata karena masyarakat tidak ada mata pencaharian yang seringkali dijanjikan pemerintah Joko Widodo. Pengangguran banyak dan setiap perusahaan mem-PHK karyawan sehingga mereka jobless.

“Mereka nganggur, sementara dapur harus jalan terus, anak mau makan, salah satu jalannya kalau tidak merampok, mencuri, berutang tidak bayar, ya melakukan aksi kriminal,” tegas mantan hakim yang kini giat dalam bidang penegakan hukum tersebut.

Ke depan menurutnya, agar tidak terjadi lagi aksi serupa, pihak kepolisian harus lebih menguasai hal ini, mencari jaringan mereka dan melenyapkannya. Jika tidak kata dia, akan banyak pengadilan rakyat di jalanan yang merugikan pemerintah. (jm)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *