DEAL FOKUS | Istilah rumah kantor telah disiar sejak awal tahun lalu, namun hingga kini masih jarang terdengar di kalangan menengah ke bawah, bagi kaum professional dan pekerja lepas, istilah SOHO (small office home office) atau kantor kecil dalam rumah sudah akrab.
Hal itu terjadi karena sewa kantor relatif mahal dan kemacetan juga menjadi alasan utama, alih-alih ke kantor dengan mengadapi berjam-jam kemacetan, lebih baik para pekerja membuka laptop, mengaktifkan wifi dan bekerja langsung dari rumah sambil mengasuh anak dan mengawasi pembantu.
Demikian kira-kira alasan yang seringkali www.deal-channel.com dengarkan dari para professional dan kaum eksekutif muda. Kebanyakan dari mereka bekerja di rumah dengan membuka kantor kecil sebagai wartawan, penulis, konsultan TI, konsultan pajak dan pengusaha.
Namun demikian, sekarang bukan hanya profesi tersebut yang banyak membuka kantor di rumah, pengusaha online sudah tertarik membuka lapaknya dari rumah dan mempromosikan barang-barang dagangan lewat media sosial dan sebagainya.
“Ini sebenarnya terobosan zaman now, bahkan sampai tahun depan,” jelas Helmy Yahya, marketing coach dalam sebuah seminar bisnis di Jakarta, pekan lalu.
Menurutnya, istilah SOHO di luar negeri sudah biasa, namun di Indonesia belum begitu terkenal, bahkan ditutupi. Hal itu kemungkinan para pemilik ruko atau rumah sewa takut properti mereka tidak laku terjual.
“Padahal kita mencoba mengedukasi masyarakat agar memanfaatkan rumah sebagai kantor, apalagi ibu rumah tangga yang pekerjaannya bisa dari rumah,” tegas Alim Thonthowi, konsultan hukum dan media dari Alwas Institute Indonesia Medan.
Ke depan dalam catatannya, SOHO akan membumi di tengah masyarakat, apalagi mereka yang bekerja lepas, tidak terikat dengan aturan perusahaan.
“Ya, kalau PNS berat, SOHO ini bukan kajian mereka, SOHO ini khusus untuk pekerja lepas yang tidak terikat dengan aturan perusahaan harus absen tiap hari, absennya pakai sidik jari, pake wajah, pake mata, lama-lama pakai urin, aneh,” papar mantan hakim tersebut. (red/ba)