DEAL GENDER | Makkah / Madinah — Di balik kerlip lampu dan lautan jemaah yang mengitar Ka’bah, tersusun pula ribuan kisah perempuan Indonesia yang datang menunaikan umrah: wanita muda yang melancong dengan teman sejiwa, ibu-ibu yang menabung bertahun-tahun, hingga lansia yang meneteskan air mata ketika menginjak tanah suci. Mereka bukan sekadar jamaah; mereka adalah potret keberagaman sosial, spiritual, dan budaya Indonesia yang melintas batas negara demi sebuah perjalanan batin.
Contents
- 1 Persiapan: Iman, Logistik, dan Solidaritas Rombongan
- 2 Ragam Motivasi: Dari Keinginan Spiritual hingga Upaya Sosial
- 3 Tata Cara dan Batasan: Spesifik untuk Perempuan
- 4 Pengalaman di Lapangan: Kebersamaan, Tantangan, dan Momen Hening
- 5 Digitalisasi Ibadah: Cerita yang Menyebar
- 6 Isu Akses dan Inklusi: Perempuan Lansia dan Keterbatasan Fisik
- 7 Ekonomi Spiritual: Industri Umrah dan Pilihan Perempuan
- 8 Umrah sebagai Wajah Plural Perempuan Indonesia
Persiapan: Iman, Logistik, dan Solidaritas Rombongan
Bagi kebanyakan perempuan Indonesia, persiapan umrah dimulai berbulan-bulan sebelumnya: menata tabungan, mengurus dokumen, memilih travel yang terpercaya, dan mempelajari tata cara ibadah khusus bagi perempuan—mulai aturan ihram, batasan zikir yang keras, hingga larangan tertentu ketika haid. Banyak kelompok memilih memakai tanda khusus (seperti bros atau atribut warna) untuk memudahkan identifikasi dan menjaga kebersamaan rombongan di tengah kerumunan. Fenomena ini baru-baru ini viral ketika rombongan jemaah perempuan memakai bros bunga matahari saat sai, menarik perhatian jurnalis internasional.
Persiapan tak hanya teknis: ada ritual emosional — majelis doa bersama sebelum berangkat, wasiat keluarga, dan percakapan panjang tentang harapan spiritual. Bagi sebagian perempuan, umrah adalah “waktu rehat” dari peran domestik; bagi yang lain, ini adalah peneguhan iman setelah ujian hidup. Dalam rombongan, solidaritas muncul nyata: saling membantu saat antrian, berbagi air zamzam, atau menjaga anggota yang lemah.
Ragam Motivasi: Dari Keinginan Spiritual hingga Upaya Sosial
Motivasi perempuan Indonesia berumrah beragam. Ada yang datang untuk memenuhi nazar, ada yang ingin mengantarkan orangtua yang sudah tua, dan ada pula yang menjadikan perjalanan ini sebagai momen refleksi pasca-peristiwa hidup (kebahagiaan, duka, atau titik balik). Tidak sedikit pula keluarga menganggap umrah sebagai hadiah spiritual untuk peristiwa penting—kelulusan, pernikahan, atau pemulihan kesehatan. Keberadaan paket umrah yang bervariasi — dari ekonomi hingga bintang lima — membuat perjalanan ini lebih terjangkau sekaligus berbeda pengalaman bagi tiap kelompok sosial.
Tata Cara dan Batasan: Spesifik untuk Perempuan
Dalam praktik ibadah, perempuan mengikuti aturan tertentu: pakaian ihram yang menutupi aurat (kecuali muka dan telapak tangan), larangan memakai parfum, serta ketentuan khusus bila sedang haid — yang memengaruhi pelaksanaan tawaf dan sa’i. Aturan-aturan ini menuntut pemahaman dan kesiapan agar ibadah yang dilakukan sah menurut syariat. Di era visa dan regulasi baru Saudi, ada pula syarat administratif mengenai pendamping (mahram) untuk beberapa kategori jemaah perempuan, sehingga perjalanan seringkali direncanakan dalam kerangka keluarga atau rombongan resmi.
Pengalaman di Lapangan: Kebersamaan, Tantangan, dan Momen Hening
Di lapangan, potret perempuan Indonesia kerap menonjolkan kebersamaan: jilbab warna-warni yang menandai rombongan, ibu-ibu saling menopang, dan kelompok muda yang berfoto bersama di latar jamarat atau Raudhah. Ada juga tantangan: cuaca ekstrem, kepadatan di area tawaf, hingga kecemasan saat terpisah rombongan. Namun momen paling sering diabadikan adalah heningnya doa—mata tertutup, bibir bergetar, atau tangis tersedu saat menghadap Ka’bah—sebuah citra yang berulang di antara ribuan jemaah.
Digitalisasi Ibadah: Cerita yang Menyebar
Media sosial kini menjadi ruang dokumentasi dan solidaritas. Video rombongan yang memakai atribut khas atau kisah lansia yang kembali ke Makkah mendapat perhatian publik, menimbulkan gelombang empati dan inspirasi. Viralitas momen-momen ini juga membuka diskusi: soal etika memotret di area ibadah, privasi jamaah, dan bagaimana narasi spiritual diterima di ruang publik digital. Ada bahaya komersialisasi juga—ketika foto-foto “estetis” dipasarkan oleh biro travel—tetapi ada pula manfaat: kisah-kisah kecil yang memotivasi banyak orang menabung dan bermimpi menunaikan umrah.
Isu Akses dan Inklusi: Perempuan Lansia dan Keterbatasan Fisik
Perempuan lanjut usia tampak kerap diberi perhatian khusus: rombongan mengatur fasilitas transportasi yang ramah, bantuan medis, dan penginapan dekat tempat ibadah utama. Kasus-kasus lansia yang melakukan umrah di usia sangat tua menarik simpati dan menjadi bukti usaha Negara tuan rumah (serta program khusus kerajaan) yang kadang memfasilitasi penginapan dan perawatan tambahan. Namun tantangan tetap ada: kebutuhan aksesibilitas, antrean panjang, dan risiko kelelahan fisik menuntut pendampingan ekstra.
Ekonomi Spiritual: Industri Umrah dan Pilihan Perempuan
Industri umrah di Indonesia tumbuh pesat; paket perjalanan, layanan konsultasi kesehatan, hingga pelatihan manasik umrah menjadi komoditas penting. Pilihan paket mencerminkan stratifikasi ekonomi: rombongan hemat yang berbagi kamar, hingga paket mewah yang menawarkan kenyamanan ekstra. Untuk banyak perempuan, memilih paket adalah soal menyeimbangkan keterbatasan finansial dengan hasrat spiritual—sebuah kalkulasi yang kerap melibatkan dukungan keluarga dan pengorbanan panjang.
Umrah sebagai Wajah Plural Perempuan Indonesia
Potret perempuan Indonesia saat umrah adalah cermin pluralitas—usia, kelas sosial, motivasi, dan cara beribadah yang berbeda-beda, namun disatukan oleh tujuan spiritual yang sama. Dari kebersamaan rombongan hingga momen hening di depan Ka’bah, pengalaman ini merangkum kisah-kisah personal yang tidak hanya memperkaya narasi keagamaan, tetapi juga mengungkap dinamika sosial bangsa yang merawat tradisi, solidaritas, dan harapan. Semoga cerita-cerita ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap perjalanan suci, ada ratusan tenaga, doa, dan pengorbanan kecil yang menuntun langkah mereka menuju rumah-Nya. (ath)
Pastikan anda terus menerima berita update dari Deal Channel melalui Whatsapp Channel:
https://whatsapp.com/channel/0029VaFToFG8kyyGpriTkR0G