Contents
Dari Hobi Menjadi Profesi
Pelatihan make up ini digagas oleh Badan Otorita IKN bersama komunitas kecantikan lokal. Tidak hanya remaja atau ibu rumah tangga, para pekerja muda pun ikut serta, melihat dunia kecantikan sebagai jalur baru untuk berkarier. Instruktur profesional dari Jakarta dan Samarinda membimbing peserta mulai dari teknik rias sehari-hari hingga make up untuk acara adat.
“Di IKN, pembangunan bukan hanya soal gedung dan infrastruktur, tapi juga tentang manusia. Kami ingin perempuan punya keterampilan yang bisa langsung dipakai, baik untuk menunjang karier maupun membuka usaha,” ungkap panitia dari Direktorat Pemberdayaan Masyarakat OIKN.
Menyulam Identitas Lokal
Selain tren global, peserta juga diperkenalkan pada riasan khas Nusantara. Make up dipadukan dengan busana adat Dayak, Bugis, Banjar, hingga Jawa yang memperkaya identitas Kalimantan. Sentuhan lokal ini diyakini mampu menjadi daya tarik industri kreatif, terutama ketika IKN menjadi pusat kunjungan tamu negara dan wisatawan.
“Selama ini saya hanya lihat tutorial di media sosial. Di sini diajari langsung, bahkan praktik make up pengantin adat. Rasanya membuka wawasan baru,” kata Rini (27), salah satu peserta.
Make Up sebagai Pintu Ekonomi
Industri kecantikan di Indonesia terus tumbuh pesat, dan kebutuhan jasa make up meningkat, terutama untuk pernikahan, wisuda, hingga acara resmi kenegaraan. Di IKN, peluang ini semakin besar seiring bertambahnya jumlah penduduk dan proyek pembangunan. Beberapa peserta bahkan telah menyiapkan rencana membuka jasa MUA rumahan dengan promosi melalui media sosial.
Ruang Percaya Diri dan Solidaritas
Pelatihan ini juga menjadi ruang kebersamaan. Peserta saling berbagi pengalaman, mulai dari tips merawat kulit hingga strategi menentukan tarif jasa. Ada pula sesi motivasi yang menekankan kemandirian perempuan, di mana kecantikan dipahami bukan sekadar tampilan, tetapi juga keberanian tampil di ruang publik.
“Di kota baru, perempuan harus ikut mengambil peran. Bukan hanya sebagai penonton pembangunan, tapi pelaku aktif. Melalui make up, kami berharap lahir generasi perempuan IKN yang percaya diri sekaligus mandiri secara ekonomi,” jelas salah satu instruktur MUA nasional.
Menyongsong Masa Depan IKN
Pelatihan make up hanyalah satu dari banyak program pemberdayaan perempuan di IKN. Namun, resonansinya besar: perempuan tidak hanya belajar merias wajah, tetapi juga membangun kepercayaan diri, solidaritas, dan kesiapan menghadapi kehidupan di ibu kota baru.
“Saya ikut pelatihan ini karena ingin menambah penghasilan keluarga. Tapi lebih dari itu, saya ingin anak-anak melihat bahwa ibunya juga bisa berkembang di kota baru,” ujar Lestari (35), ibu dua anak asal Penajam Paser Utara.
Dengan wajah yang dirias rapi dan senyum penuh keyakinan, para perempuan IKN pulang dengan lebih dari sekadar ilmu tata rias. Mereka pulang dengan harapan—bahwa di tengah pembangunan monumental, ada ruang penting bagi perempuan untuk belajar, tumbuh, dan menegaskan keberadaannya dalam wajah Nusantara yang baru.