Fenomena ini mencerminkan rindu kolektif yang terakumulasi selama dua tahun pembatasan. Banyak jamaah menyebut keberangkatan kali ini sebagai pelunasan niat
yang tertunda. “Sejak pandemi, kami hanya bisa berdoa dari jauh. Alhamdulillah sekarang Allah beri jalan untuk menunaikan umrah bersama keluarga,” ujar Nurhayati, jamaah asal Surabaya, sebelum bertolak ke Jeddah.
Contents
Pendorong Lonjakan Jamaah
Tingginya minat ini didorong kombinasi beberapa faktor: akses penerbangan yang semakin luas, promosi harga paket umrah yang lebih terjangkau, serta keinginan umat menuntaskan ibadah pascapandemi. Laporan asosiasi travel menyebut paket umrah kini tersedia dalam berbagai rentang harga, mulai belasan juta rupiah hingga puluhan juta, tergantung fasilitas dan lama tinggal.
Selain itu, tren jamaah muda turut mendorong perubahan pasar. Generasi milenial lebih aktif mencari informasi paket melalui media sosial, memilih layanan fleksibel, dan menganggap umrah sebagai pengalaman spiritual sekaligus perjalanan hidup bermakna.
Tantangan Operasional
Namun, lonjakan permintaan juga menghadirkan tantangan. Musim puncak keberangkatan membuat kapasitas penerbangan dan akomodasi di Arab Saudi semakin padat. Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) diminta meningkatkan layanan sekaligus memastikan protokol kesehatan dan keamanan jamaah terpenuhi.
Kementerian Agama menegaskan pentingnya jamaah memilih biro perjalanan resmi agar terhindar dari praktik ilegal. Regulasi juga diperketat, termasuk kewajiban vaksinasi meningitis, kepastian asuransi, serta perlindungan konsumen selama perjalanan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Selain dimensi spiritual, gelombang umrah turut menggerakkan perekonomian. Industri travel resmi, transportasi, hingga sektor perhotelan domestik dan internasional ikut merasakan manfaat. Namun, munculnya agen tidak berizin menjadi pekerjaan rumah bagi regulator untuk memastikan setiap jamaah mendapat layanan aman dan sesuai standar.
Menata Masa Depan
Ke depan, pemerintah dan asosiasi travel menekankan tiga agenda besar: profesionalisasi penyelenggara, perlindungan jamaah, serta inovasi paket umrah berkelanjutan yang menggabungkan ibadah dengan nilai edukasi dan wisata halal.
Lonjakan jamaah ini menjadi bukti bahwa umrah bukan sekadar perjalanan spiritual, tetapi juga potret mobilitas baru umat Islam Indonesia. Dengan tata kelola yang tepat, pengalaman ibadah di Tanah Suci diharapkan semakin aman, nyaman, dan penuh makna bagi jutaan jamaah di tahun-tahun mendatang. (ath)