DEAL EKBIS | Dalam kurun waktu kurang dari setengah abad, Tiongkok menjelma dari negara agraris tertutup menjadi raksasa ekonomi dunia. Kini, negara dengan populasi terbesar di dunia ini menjadi pemain utama dalam rantai pasok global, pusat manufaktur, serta kekuatan teknologi dan investasi. Bagi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, Tiongkok menjadi laboratorium kebijakan dan model pembelajaran untuk memahami bagaimana strategi ekonomi dapat mengubah nasib sebuah bangsa.
Contents
Reformasi Ekonomi 1978: Titik Awal Transformasi
Kebangkitan Tiongkok dimulai pada tahun 1978, ketika Deng Xiaoping meluncurkan kebijakan “Reformasi dan Keterbukaan” (Gaige Kaifang). Alih-alih meneruskan sistem ekonomi terpusat murni ala komunisme, Deng memperkenalkan mekanisme pasar dalam kerangka negara yang kuat. Wilayah seperti Shenzhen dijadikan zona ekonomi khusus (SEZ) untuk menguji kebijakan liberalisasi secara terkendali.
Strategi ini terbukti berhasil. Investasi asing mulai mengalir, industri lokal tumbuh pesat, dan kemiskinan berkurang secara signifikan. Dalam empat dekade, PDB Tiongkok melonjak, dan ratusan juta warga keluar dari kemiskinan.
“Keberhasilan Tiongkok adalah hasil kombinasi antara kontrol negara yang kuat dan keterbukaan terhadap pasar,” ujar Dr. Zhang Wei, pakar ekonomi dari Renmin University of China.
Model Bisnis yang Adaptif dan Terukur
Salah satu pelajaran penting dari Tiongkok adalah kemampuan adaptasi model bisnis lokal terhadap dinamika global. Perusahaan-perusahaan seperti Alibaba, Huawei, dan BYD tidak sekadar meniru teknologi Barat, tetapi mengembangkan inovasi berbasis kebutuhan domestik.
UMKM (usaha mikro, kecil, menengah) juga tak luput dari perhatian. Pemerintah Tiongkok secara aktif membina wirausaha lokal dengan insentif fiskal, pelatihan teknologi digital, dan akses pembiayaan berbunga rendah. E-commerce menjadi jembatan bagi petani dan pengrajin di desa-desa untuk terhubung dengan pasar nasional dan internasional.
Sementara itu, pendekatan “Made in China 2025” menandai babak baru industri Tiongkok yang kini berfokus pada nilai tambah tinggi, seperti AI, kendaraan listrik, dan bioteknologi.
Peran Pendidikan dan Infrastruktur
Keunggulan Tiongkok dalam ekonomi tidak bisa dilepaskan dari investasi besar-besaran di sektor pendidikan dan infrastruktur. Universitas top seperti Tsinghua dan Peking University menghasilkan lulusan yang mendominasi bidang sains, teknologi, dan manajemen.
Di sisi lain, pembangunan jalan, pelabuhan, rel kereta cepat, dan jaringan logistik modern memungkinkan efisiensi bisnis yang tinggi. Model pembangunan kawasan industri terpadu seperti di Tianjin dan Guangdong bahkan menjadi inspirasi banyak negara berkembang.
Kepemimpinan dan Perencanaan Jangka Panjang
Berbeda dengan banyak negara yang terjebak siklus politik jangka pendek, Tiongkok dikenal karena perencanaan ekonominya yang terstruktur dan berjangka panjang. Rencana Lima Tahun (Five-Year Plan) bukan hanya formalitas, tapi menjadi kerangka kerja nyata yang mengarahkan investasi, pendidikan, dan inovasi teknologi.
Model kepemimpinan kolektif dan birokrasi teknokratis juga memungkinkan kebijakan strategis berjalan lebih konsisten, dari pusat hingga daerah.
Catatan dan Pelajaran Kritis
Meski banyak pencapaian, Tiongkok juga menghadapi tantangan: ketimpangan pendapatan, isu hak kekayaan intelektual, perlambatan pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi, serta tekanan geopolitik dari Barat.
Namun di balik tantangan itu, Tiongkok tetap menunjukkan bahwa kombinasi kemandirian ekonomi, reformasi bertahap, dan keberanian menghadapi pasar global dapat menjadi fondasi kuat pembangunan bangsa.
Belajar dari Tiongkok bukan berarti meniru mentah-mentah. Setiap negara punya konteks dan kekhasan. Namun, dari Negeri Tirai Bambu ini, kita bisa memahami bahwa keberhasilan ekonomi besar tidak lahir dari kebetulan, melainkan dari visi panjang, kerja keras terstruktur, serta keberanian mengambil risiko dalam batas yang terukur.
Sebagaimana pepatah Tiongkok berkata:
“Buang yang keruh, ambil yang jernih.”
Inilah saatnya bangsa lain, termasuk Indonesia, menyaring pelajaran berharga dari sukses Tiongkok untuk membangun masa depan ekonominya sendiri. (ath)