Dari Padang Pasir ke Tanah Air: Presiden Prabowo Buka Jalan Diplomasi Zakat dan Wakaf untuk Anak Bangsa

DEAL ZIQWAF | Pasca kunjungan kenegaraan yang ke sekian kalinya ke Timur Tengah sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto tak hanya membahas kerja sama strategis di bidang pertahanan, pangan, dan energi. Di balik pintu-pintu megah istana kerajaan dan lembaga keuangan syariah, terselip pembicaraan yang menyentuh urat nadi kemanusiaan: zakat, wakaf, dan masa depan anak negeri.

Lawatan yang mencakup Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Qatar ini mencatat sejumlah pertemuan penting dengan otoritas zakat dan wakaf, seperti General Authority of Awqaf (Arab Saudi) dan Awqaf Properties Investment Fund (UAE). Presiden Prabowo, yang didampingi sejumlah tokoh Islam Indonesia, membawa satu pesan: “Indonesia siap membangun generasi unggul, dan zakat serta wakaf dapat menjadi jembatan strategis menuju keadilan sosial.”

Read More

Dalam pernyataan resminya di Riyadh, Prabowo menegaskan pentingnya solidaritas umat Islam dalam membangun sumber daya manusia. Ia menyampaikan harapan agar negara-negara sahabat di Timur Tengah bisa menyalurkan dana zakat dan wakaf produktif untuk mendukung pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi generasi muda Indonesia, terutama di wilayah terpencil dan tertinggal.

“Zakat bukan hanya kewajiban individu, tapi kekuatan kolektif umat. Dan wakaf bukan hanya batu nisan, tapi batu loncatan bagi masa depan,” ujarnya di hadapan Dewan Ulama Internasional.

Langkah ini bukan tanpa landasan. Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tengah mengembangkan ekosistem zakat dan wakaf modern melalui digitalisasi dan pengelolaan produktif. Namun keterbatasan dana sering menjadi kendala. Dukungan mitra Timur Tengah diharapkan dapat mempercepat akselerasi program-program strategis berbasis syariah untuk anak-anak muda Indonesia yang berpotensi namun kurang berdaya.

Dalam pertemuan bilateral dengan Emir Qatar, Prabowo juga memaparkan proyek-proyek sosial wakaf seperti pendirian boarding school berbasis pesantren di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), serta pembangunan rumah sakit wakaf yang bisa diakses gratis oleh masyarakat miskin.

Respons dari para mitra Timur Tengah pun positif. Beberapa yayasan filantropi seperti Qatar Charity dan Emirates Red Crescent menyatakan ketertarikan untuk menjajaki kerja sama teknis dan pendanaan bersama dengan lembaga-lembaga zakat nasional seperti BAZNAS dan BWI.

Di sisi lain, lawatan ini juga membuka wacana baru di dalam negeri—bahwa diplomasi Indonesia tak melulu soal geopolitik dan ekonomi, tapi bisa menjadi jembatan peradaban berbasis nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Ini adalah diplomasi kemanusiaan. Zakat dan wakaf bisa menjadi soft power Indonesia di dunia Islam,” ujar Dr. Haedar Nashir tokoh PP Muhammadiyah, menanggapi lawatan tersebut.

Kini, setelah rangkaian kunjungan berakhir, perhatian tertuju pada tindak lanjutnya: bagaimana Indonesia dapat mengelola kepercayaan dari Timur Tengah dan mengubahnya menjadi program nyata yang menyentuh kehidupan anak-anak di pelosok—dari ruang kelas sederhana hingga rumah sehat berbasis wakaf.

Presiden Prabowo telah membuka pintu. Kini tugas bangsa adalah memastikan bahwa zakat dan wakaf tak lagi hanya berkutat di buku-buku fiqih, tapi hadir nyata sebagai cahaya bagi masa depan anak negeri. (ath)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *