DEAL ZIQWAF | Geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berfokus pada keberlanjutan, salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah proyek tanggul penahan banjir berbasis wakaf alam. Proyek ini bukan hanya menjadi solusi teknis untuk mengendalikan banjir, tetapi juga memadukan prinsip keberlanjutan dengan nilai-nilai sosial keagamaan, yakni wakaf sebagai bentuk kontribusi masyarakat untuk kemaslahatan lingkungan.
Sebagai kawasan baru yang dibangun di Kalimantan Timur, IKN memiliki tantangan alamiah berupa intensitas curah hujan yang tinggi, topografi berbukit, serta ancaman banjir musiman di beberapa titik. Sungai-sungai besar seperti Sungai Sepaku kerap meluap saat musim hujan, berpotensi mengganggu aktivitas dan infrastruktur.
Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah bersama organisasi filantropi dan masyarakat meluncurkan proyek tanggul penahan banjir berbasis wakaf alam, yang mengintegrasikan solusi infrastruktur dengan pelestarian lingkungan.
Contents
Konsep Wakaf Alam dalam Proyek
Wakaf alam adalah bentuk kontribusi masyarakat berupa lahan, pohon, atau dana yang dikhususkan untuk kegiatan konservasi dan pembangunan infrastruktur lingkungan. Dalam konteks tanggul penahan banjir di IKN, masyarakat dapat:
- Mewakafkan Lahan
Masyarakat lokal atau pemilik tanah sekitar dapat menyerahkan lahan untuk pembangunan tanggul. - Mewakafkan Pohon
Pohon-pohon yang ditanam di sepanjang tanggul berasal dari program wakaf pohon. Pohon-pohon ini berfungsi menahan erosi, memperkuat struktur tanggul, sekaligus menjaga keanekaragaman hayati. - Dana untuk Infrastruktur Hijau
Dana wakaf digunakan untuk membangun tanggul berbahan ramah lingkungan seperti batu lokal, serta sistem pengairan alami yang memanfaatkan vegetasi sekitar.
Desain dan Fungsi Tanggul Penahan Banjir
Tanggul penahan banjir di IKN dirancang tidak hanya sebagai penghalang fisik air, tetapi juga sebagai bagian dari ekosistem alami.
- Struktur Berlapis Hijau
- Lapisan pertama: Tanaman lokal berakar kuat seperti bambu dan akar wangi untuk memperkuat dinding tanggul.
- Lapisan kedua: Batu lokal yang diatur untuk meredam tekanan air saat debit sungai meningkat.
- Lapisan ketiga: Ruang hijau terbuka yang berfungsi sebagai resapan air.
- Sistem Pengendali Air Cerdas
Tanggul dilengkapi dengan pintu air otomatis yang dioperasikan oleh teknologi IoT. Sistem ini memungkinkan pemantauan debit air secara real-time dan pengaturan aliran air secara efisien. - Jalur Edukasi dan Ekowisata
Kawasan tanggul juga difungsikan sebagai area edukasi dan ekowisata. Jalur pedestrian dan titik observasi disiapkan untuk pengunjung, menjadikan kawasan ini ramah bagi masyarakat sekaligus mendukung pariwisata.
Manfaat Jangka Panjang Proyek
Proyek ini memiliki manfaat yang luas, mencakup aspek ekologis, sosial, dan ekonomi:
- Pengendalian Banjir yang Efektif
Dengan struktur yang dirancang khusus, tanggul mampu mengurangi risiko banjir hingga 70% di wilayah rawan. - Konservasi Lingkungan
Ribuan pohon yang ditanam di sepanjang tanggul membantu menyerap karbon, menjaga kualitas air, dan memperbaiki habitat satwa liar. - Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Proyek ini melibatkan masyarakat lokal dalam proses penanaman pohon, perawatan tanggul, dan pengelolaan wisata alam, menciptakan lapangan kerja baru. - Wadah Amal Berkelanjutan
Wakaf alam memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan jangka panjang yang membawa manfaat bagi generasi mendatang.
Respon Masyarakat dan Dukungan Pemerintah
Proyek ini disambut baik oleh masyarakat dan pemangku kepentingan. Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyebut proyek ini sebagai terobosan inovatif yang menggabungkan teknologi, kearifan lokal, dan nilai spiritual.
“Melalui wakaf alam, kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga lingkungan,” ujar Basuki.
Sementara itu, tokoh agama dan masyarakat setempat mengapresiasi pendekatan ini karena memberikan kesempatan luas bagi masyarakat untuk terlibat, baik secara langsung maupun melalui donasi.
Tantangan dan Rencana Ke Depan
Meski proyek ini berjalan lancar, beberapa tantangan masih perlu diatasi:
- Koordinasi Lintas Sektor
Integrasi antara pemerintah, lembaga wakaf, dan masyarakat perlu diperkuat untuk memastikan keberlanjutan proyek. - Pemeliharaan Tanggul
Pemeliharaan tanggul hijau membutuhkan komitmen jangka panjang, terutama untuk merawat pohon dan infrastruktur pendukung. - Edukasi Masyarakat
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya wakaf alam dan pelestarian lingkungan harus terus ditingkatkan melalui kampanye dan program edukasi.
Tanggul penahan banjir berbasis wakaf alam di IKN bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga simbol sinergi antara manusia, teknologi, dan alam. Dengan memadukan inovasi teknik modern dan pendekatan berbasis nilai sosial, proyek ini menjadi model pembangunan berkelanjutan yang dapat diadopsi di daerah lain di Indonesia.
Keberhasilan proyek ini tidak hanya melindungi IKN dari ancaman banjir tetapi juga menjadi warisan berharga bagi lingkungan dan masyarakat Indonesia. Melalui wakaf alam, setiap individu memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. (ath)