DEAL PARALEGAL | Saat hiruk-pikuk kehidupan kampus, sekelompok mahasiswa dari berbagai jurusan di Indonesia mulai menonjolkan peran mereka di luar kelas. Mereka adalah para paralegal muda yang tergabung dalam komunitas mahasiswa peduli hukum, sebuah gerakan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat untuk mendapatkan akses keadilan.
Contents
Siapa Itu Paralegal?
Paralegal adalah individu yang memiliki pengetahuan hukum dasar dan berperan membantu masyarakat dalam menghadapi masalah hukum, meski bukan pengacara resmi. Dalam konteks komunitas mahasiswa, peran ini menjadi sangat relevan, terutama di daerah-daerah di mana akses terhadap bantuan hukum profesional masih terbatas.
Para mahasiswa ini, meskipun masih menjalani pendidikan, telah menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat, khususnya kaum marjinal yang seringkali terabaikan dalam sistem hukum.
Awal Mula Gerakan
Komunitas paralegal mahasiswa ini berawal dari program pelatihan hukum yang diadakan oleh organisasi non-pemerintah bekerja sama dengan kampus. Setelah mengikuti pelatihan intensif, para mahasiswa merasa terpanggil untuk terjun langsung membantu masyarakat yang membutuhkan pendampingan hukum sederhana, seperti mediasi konflik keluarga, penyelesaian sengketa tanah, hingga advokasi hak buruh.
“Awalnya saya hanya ingin menambah pengetahuan hukum, tapi setelah mendengar banyak cerita masyarakat yang sulit mendapat bantuan hukum, saya merasa harus melakukan sesuatu,” ujar Sarah, seorang mahasiswa hukum dan anggota komunitas paralegal di Yogyakarta.
Kontribusi Nyata di Tengah Masyarakat
Peran paralegal mahasiswa semakin terasa di wilayah pedesaan atau pinggiran kota. Mereka membantu masyarakat memahami hak-hak dasar mereka, menyusun dokumen hukum sederhana, hingga mendampingi masyarakat di pengadilan sebagai pendamping non-formal.
Misalnya, Andi, seorang mahasiswa dari komunitas ini di Makassar, berhasil membantu seorang petani menyelesaikan sengketa lahan dengan pemilik modal melalui mediasi. “Saya hanya menjadi perantara yang menjelaskan hak-hak mereka sesuai hukum. Tapi melihat mereka akhirnya bisa berdamai, itu kebahagiaan tersendiri,” katanya.
Tantangan yang Dihadapi
Menjadi paralegal bukan tanpa tantangan. Minimnya pengalaman praktis, keterbatasan sumber daya, dan bahkan kurangnya pengakuan resmi sering kali menjadi hambatan. Meski demikian, para mahasiswa ini terus berupaya meningkatkan kapasitas mereka melalui pelatihan lanjutan dan kolaborasi dengan lembaga bantuan hukum.
“Kadang kami merasa kurang percaya diri karena kami bukan pengacara. Tapi kami percaya bahwa langkah kecil ini bisa memberikan dampak besar bagi masyarakat,” ungkap Rina, mahasiswa anggota komunitas paralegal di Bandung.
Mendorong Kesadaran Hukum di Kalangan Masyarakat
Selain membantu individu, komunitas ini juga aktif mengedukasi masyarakat melalui seminar, diskusi, dan lokakarya hukum. Mereka mengajarkan hal-hal mendasar, seperti cara membuat surat perjanjian sederhana, memahami hukum keluarga, atau menghadapi kasus-kasus hukum ringan.
Langkah ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih melek hukum dan mandiri dalam menghadapi masalah mereka.
Komunitas paralegal mahasiswa menjadi contoh nyata bahwa mahasiswa tidak hanya menjadi agen perubahan di lingkup akademis, tetapi juga di tengah masyarakat. Mereka berharap, gerakan ini mendapat dukungan lebih besar dari kampus dan pemerintah untuk memperluas jangkauan bantuan hukum.
“Peran kami memang kecil, tapi kami percaya setiap langkah menuju keadilan itu penting. Semoga ke depan lebih banyak mahasiswa yang mau bergabung untuk membuat perubahan,” tutup Sarah dengan semangat.
Kehadiran paralegal dari komunitas mahasiswa ini membuktikan bahwa akses keadilan bukan hanya urusan pengacara atau lembaga hukum formal, melainkan tanggung jawab bersama. Dalam peran mereka yang sederhana, para mahasiswa ini menjadi jembatan harapan bagi masyarakat yang mendambakan keadilan. (ath)