DEAL EKBIS | Pemilihan Presiden 2024 telah berakhir dengan kemenangan Prabowo Subianto, seorang tokoh militer yang kini melangkah ke puncak kekuasaan sebagai Presiden Republik Indonesia. Sorotan pun kini beralih kepada salah satu aspek paling kritis dari kepemimpinannya: susunan kabinet di bidang ekonomi dan bisnis. Menghadapi tantangan ekonomi global, serta dinamika ekonomi domestik yang kompleks, Presiden Prabowo dihadapkan pada tugas berat untuk memilih orang-orang terbaik yang akan mendukung visi dan strateginya. Banyak pihak menantikan siapa saja yang akan mengisi posisi penting dalam kabinet, dan bagaimana arah kebijakan ekonomi akan ditentukan oleh timnya.
Tantangan Ekonomi yang Dihadapi
Indonesia saat ini berada di tengah tantangan global yang mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Dampak dari pandemi COVID-19, inflasi global, ketegangan geopolitik, hingga perubahan iklim membawa tantangan baru bagi negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pemulihan ekonomi pasca-pandemi memang mulai terlihat, namun pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan masih memerlukan banyak usaha. Sektor-sektor strategis seperti manufaktur, pertanian, pariwisata, dan infrastruktur masih membutuhkan dukungan kebijakan yang tepat agar dapat pulih sepenuhnya dan tumbuh lebih kompetitif di kancah internasional.
Selain itu, isu pengangguran, ketimpangan ekonomi, serta tantangan sektor UMKM juga menjadi agenda penting bagi kabinet baru. Dengan sekitar 64 juta unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berkontribusi signifikan terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, sektor ini memerlukan kebijakan yang mendorong digitalisasi, inovasi, dan akses pasar yang lebih luas. Di sisi lain, tantangan untuk menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI) guna memperkuat sektor infrastruktur, energi, dan teknologi juga menjadi fokus yang tidak dapat diabaikan.
Dalam konteks global, Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di kawasan ASEAN yang semakin agresif dalam mempromosikan reformasi ekonomi mereka. Kebijakan perdagangan, diplomasi ekonomi, serta pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik menjadi isu krusial untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional.
Harapan terhadap Kabinet Ekonomi Prabowo
Dengan tantangan sebesar ini, tim ekonomi dan bisnis dalam kabinet Presiden Prabowo harus terdiri dari individu-individu yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang kuat, baik di dalam negeri maupun di level internasional. Pengamat ekonomi, pelaku bisnis, hingga masyarakat umum menaruh harapan besar bahwa Prabowo akan memilih menteri-menteri yang bukan hanya memiliki kapabilitas teknis, tetapi juga mampu bekerja sama secara lintas sektor dalam mengimplementasikan kebijakan yang tepat.
- Menteri Keuangan
Posisi Menteri Keuangan merupakan salah satu jabatan paling strategis dalam kabinet ekonomi. Siapa pun yang dipilih untuk mengisi posisi ini harus memiliki kompetensi tinggi dalam mengelola anggaran negara, terutama di tengah tekanan fiskal yang cukup besar pasca-pandemi. Pengelolaan utang negara, optimalisasi penerimaan pajak, serta alokasi anggaran yang mendukung pembangunan berkelanjutan akan menjadi tantangan utama. Nama-nama seperti Sri Mulyani Indrawati, yang telah memiliki rekam jejak kuat sebagai menteri keuangan sebelumnya, kerap disebut-sebut sebagai calon kuat. Namun, apakah Prabowo akan memilih mempertahankannya atau memilih tokoh baru masih menjadi tanda tanya besar. - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Posisi Menko Perekonomian akan memainkan peran penting dalam mengkoordinasikan berbagai kementerian yang berkaitan dengan ekonomi, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pertanian. Tokoh yang mengisi posisi ini harus mampu memimpin kebijakan yang lintas sektor dan mendukung transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi digital, hijau, dan berkelanjutan. Nama-nama seperti Airlangga Hartarto, yang saat ini menjabat sebagai Menko Perekonomian, kemungkinan besar akan dipertimbangkan kembali, meskipun Prabowo juga bisa mengejutkan dengan memilih tokoh baru. - Menteri Investasi dan Kepala BKPM
Indonesia terus berupaya menarik investasi asing untuk memperkuat berbagai sektor strategis, mulai dari infrastruktur hingga teknologi hijau. Dalam hal ini, Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menjadi ujung tombak. Menteri di sektor ini harus memiliki kemampuan diplomasi ekonomi yang kuat serta memahami kebutuhan investor global. Reformasi birokrasi dan perizinan untuk mempercepat investasi juga menjadi agenda yang penting. Harapan besar bahwa Presiden Prabowo akan memilih sosok yang visioner dan pro-investasi untuk posisi ini, mengingat pentingnya investasi dalam menopang pertumbuhan ekonomi. - Menteri Perdagangan
Di tengah perubahan lanskap perdagangan global, Menteri Perdagangan di kabinet Prabowo akan menghadapi tantangan besar, termasuk menghadapi persaingan global, proteksionisme di berbagai negara, serta isu perdagangan digital. Keterbukaan Indonesia terhadap pasar internasional dan negosiasi perjanjian dagang yang lebih menguntungkan bagi produk-produk Indonesia menjadi fokus utama. Selain itu, menjaga stabilitas harga bahan pokok dan melindungi konsumen dalam negeri juga menjadi isu yang tak kalah penting. - Menteri Tenaga Kerja
Dengan tingginya angka pengangguran akibat pandemi, Menteri Tenaga Kerja yang baru harus memiliki strategi yang efektif untuk menciptakan lapangan kerja baru, mendukung pelatihan keterampilan, dan mempersiapkan tenaga kerja Indonesia agar lebih siap menghadapi era revolusi industri 4.0. Tantangan lain adalah bagaimana memastikan buruh dan pekerja mendapatkan perlindungan sosial yang memadai di tengah perubahan dinamika pasar tenaga kerja, termasuk meningkatnya gig economy dan pekerjaan informal.
Arah Kebijakan Ekonomi Prabowo: Pro-Rakyat atau Pro-Bisnis?
Salah satu pertanyaan besar yang muncul menjelang pengumuman kabinet ekonomi adalah arah kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh Presiden Prabowo. Apakah kebijakan akan lebih berfokus pada pertumbuhan ekonomi yang pro-bisnis, dengan memberi kemudahan kepada para investor dan pelaku usaha besar? Ataukah kabinet ekonomi Prabowo akan lebih condong pada kebijakan yang pro-rakyat, yang fokus pada redistribusi kekayaan, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat bawah?
Dalam kampanye politiknya, Prabowo beberapa kali menekankan pentingnya kemandirian ekonomi dan penguatan sektor-sektor strategis, seperti pertanian, industri, dan teknologi. Ini menunjukkan bahwa ia ingin Indonesia lebih mandiri dalam hal ketahanan pangan, energi, dan manufaktur, sekaligus meningkatkan daya saing global. Di sisi lain, keterbukaan terhadap investasi asing juga menjadi bagian penting dari visi ekonominya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan teknologi.
Kebijakan ekonomi yang seimbang antara pro-bisnis dan pro-rakyat mungkin menjadi pendekatan terbaik yang diambil oleh kabinet Prabowo. Hal ini diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di mana seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati manfaat dari perkembangan ekonomi, tanpa mengorbankan daya saing Indonesia di panggung internasional.
Pemilihan menteri-menteri di bidang ekonomi dan bisnis dalam kabinet Presiden Prabowo akan menjadi salah satu keputusan paling penting di awal masa kepemimpinannya. Indonesia memerlukan tim ekonomi yang solid, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan tantangan global yang dinamis. Masyarakat, pengamat ekonomi, serta pelaku bisnis menanti dengan penuh harapan bahwa kabinet yang akan dibentuk mampu menjawab berbagai persoalan ekonomi yang ada, serta membawa Indonesia menuju era baru pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif, dan kompetitif di kancah internasional.
Diharapkan, dengan dukungan kabinet yang kuat dan strategi yang matang, pemerintahan Prabowo akan mampu membawa Indonesia keluar dari berbagai tantangan ekonomi, memperkuat daya saing nasional, serta menciptakan kesejahteraan yang lebih merata bagi seluruh rakyat Indonesia. (ath)