DEAL JAKARTA | Rano Karno, aktor legendaris yang terkenal lewat perannya sebagai Si Doel, kini kembali menarik perhatian publik dengan kiprah barunya di ranah politik. Namun, bukan hanya ambisi politiknya yang menjadi sorotan, melainkan juga inisiatifnya untuk memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) dalam proses kampanye Pemilihan Gubernur Jakarta.
Dalam upaya meningkatkan dukungan dan memperluas jangkauan kampanye, Rano Karno mengambil langkah yang berbeda dari kebanyakan politisi. Alih-alih memesan atribut kampanye seperti kaos dari perusahaan besar, Rano memilih untuk melibatkan UKM lokal. Ini merupakan bagian dari komitmennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan.
Menurut Rano, pemberdayaan UKM bukan hanya soal memproduksi kaos kampanye, tetapi juga tentang memberikan kesempatan bagi pengusaha kecil untuk berkembang dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan politik yang sering kali didominasi oleh pemain besar. “Ini bukan hanya soal kampanye, tapi soal bagaimana kita bisa ikut andil dalam meningkatkan perekonomian rakyat kecil,” ujar Rano dalam sebuah wawancara.
Langkah ini mendapatkan sambutan positif dari banyak pihak. Para pelaku UKM yang terlibat dalam produksi kaos kampanye mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi mereka terhadap Rano. Bagi mereka, ini bukan hanya soal tambahan penghasilan, tetapi juga soal pengakuan dan kesempatan untuk memperluas jaringan usaha mereka.
Selain memberikan dampak ekonomi, inisiatif ini juga dinilai sebagai upaya strategis dalam membangun citra kampanye yang lebih inklusif dan dekat dengan masyarakat. Melalui pemberdayaan UKM, Rano Karno menunjukkan bahwa kampanye politik bisa dilakukan dengan cara yang lebih beretika, memperhatikan kepentingan rakyat, dan tidak melulu mengandalkan kekuatan modal besar.
Lebih dari itu, keterlibatan UKM dalam kampanye ini juga mendorong munculnya inovasi dan kreativitas di kalangan pengusaha kecil. Kaos kampanye yang diproduksi tidak hanya sekadar alat promosi, tetapi juga menjadi medium ekspresi seni dan budaya yang mencerminkan semangat kebersamaan dan gotong royong.
Namun, seperti halnya setiap langkah politik, inisiatif ini juga tidak luput dari kritik. Beberapa pihak menilai bahwa meskipun niatnya baik, kualitas dan distribusi produk dari UKM perlu mendapat perhatian lebih agar tidak mengecewakan para pendukung. Rano Karno sendiri menanggapi kritik ini dengan terbuka, menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan demi menjaga kualitas kampanye yang diusungnya.
Secara keseluruhan, inisiatif Rano Karno dalam memberdayakan UKM melalui produksi kaos kampanye ini menjadi contoh bagaimana politik bisa bersinergi dengan ekonomi kerakyatan. Ini juga menegaskan komitmen Rano dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat kecil, tidak hanya melalui kebijakan, tetapi juga lewat tindakan nyata yang dirasakan langsung oleh rakyat. Langkah ini, di tengah hiruk-pikuk persaingan politik, menjadi angin segar yang membawa harapan baru bagi para pelaku UKM dan masyarakat luas yang mendambakan perubahan yang lebih baik. (ath)