DEAL GENDER | Saat hiruk-pikuk politik dan pemerintahan, peran perempuan sebagai staf khusus presiden semakin menonjol, membawa perubahan signifikan dalam dinamika pengambilan keputusan di Istana Negara. Pelantikan beberapa perempuan berbakat dan berpengalaman sebagai staf khusus presiden baru-baru ini telah menunjukkan komitmen kuat pemerintahan untuk mendorong inklusivitas dan pemberdayaan perempuan di level tertinggi pemerintahan.
Salah satu sosok yang menarik perhatian adalah Grace Natalie, seorang politisi dan aktivis perempuan yang telah berpengalaman selama lebih dari dua dekade di bidang kebijakan perempuan dan pembangunan berkelanjutan. Sebagai staf khusus presiden yang baru dilantik, Grace Natalie bertanggung jawab dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan terkait perubahan iklim dan energi terbarukan.
Dalam wawancara eksklusif Bersama Merry Riana, Sis Grace menekankan pentingnya peran perempuan dalam pengambilan keputusan strategis. “Perempuan membawa perspektif unik dan pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan masalah. Kami fokus pada solusi jangka panjang yang berkelanjutan, dan penting bagi kita untuk memastikan suara perempuan terdengar dalam setiap aspek kebijakan,” ujar Sis Grace dengan penuh semangat.
Selain Sis Grace Natalie, ada juga Maria Tjahjadi, seorang ahli ekonomi yang sebelumnya menjabat sebagai direktur di salah satu bank terkemuka di Indonesia. Sebagai staf khusus presiden yang menangani bidang ekonomi digital dan kewirausahaan, Maria berfokus pada pengembangan ekosistem startup dan pemberdayaan pengusaha perempuan. “Ekonomi digital adalah masa depan kita, dan perempuan harus berada di garis depan perubahan ini. Kami bekerja untuk menciptakan lebih banyak peluang bagi perempuan dalam teknologi dan bisnis,” jelas Maria dalam sebuah diskusi panel.
Para staf khusus presiden perempuan ini tidak hanya berperan dalam perumusan kebijakan, tetapi juga menjadi teladan dan inspirasi bagi banyak perempuan muda di Indonesia. Program mentoring dan pengembangan kapasitas yang mereka inisiasi telah membuka banyak peluang baru bagi generasi muda untuk terlibat dalam proses pemerintahan dan pembangunan.
Sri Rahayu, seorang mahasiswa jurusan hukum di Universitas Indonesia, mengungkapkan kekagumannya terhadap para staf khusus presiden perempuan. “Melihat perempuan-perempuan hebat seperti Sis Grace dan Ibu Maria bekerja di posisi penting memberikan saya motivasi dan keyakinan bahwa kami, perempuan muda, juga bisa berkontribusi besar bagi negara. Mereka adalah inspirasi bagi kami semua,” ujarnya dengan penuh semangat.
Pemerintahan saat ini telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung peran perempuan melalui kebijakan yang inklusif dan pengangkatan perempuan di posisi strategis. Presiden Joko Widodo dalam pidatonya saat pelantikan staf khusus baru-baru ini menyatakan bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci bagi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. “Kita harus memastikan bahwa setiap perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan memimpin. Mereka adalah kekuatan besar bagi bangsa ini,” tegas Presiden.
Dengan kehadiran staf khusus presiden perempuan yang berkompeten dan berdedikasi, diharapkan dapat tercipta kebijakan yang lebih holistik dan inklusif. Peran mereka dalam pemerintahan bukan hanya simbolik, tetapi nyata dalam mendorong perubahan positif dan inovasi di berbagai sektor. Mereka tidak hanya membawa keahlian dan pengalaman, tetapi juga komitmen untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan.
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam sejarah Indonesia, menunjukkan bahwa perempuan memiliki tempat yang setara dalam pengambilan keputusan di tingkat tertinggi. Semoga dengan semakin banyak perempuan yang terlibat dalam pemerintahan, Indonesia dapat terus maju menuju masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan. (ath)