Wakil Walikota Medan : 20 Tahun Lagi Non Pribumi Kuasai Medan

DEAL MEDAN | Wakil Walikota Medan Aulia Rachman mengatakan, 20 tahun dari sekarang Non Pribumi akan menguasai kota Medan dan wilayah sekitarnya. Hal itu disampaikan beliau saat acara Dialog Ramadhan 1444H di Café n Resto Asahan Kampungku Community, pada akhir pekan lalu.

Menurutnya, saat ini terjadi pemusnahan peradaban di kota Medan dimana pendidikan tidak mendapatkan perhatian yang cukup signifikan. Akibatnya, banyak anak yang tidak sopan kepada orangtua dan guru.

Read More

‘’Saya punya analisa, Kota Medan ini dalam dua puluh tahun yang akan datang, kalau kita tidak menciptakan satu gebrakan baru akan dikuasai oleh non pribumi. Warga non pribumi yang akan menjadi Wali Kota Medan,’’ jelasnya.

Aulia meminta agar laju pemusnahan peradaban tersebut dihentikan melalui tiga unsur penting, yaitu manurutnya, unsur keluarga, unsur tokoh dan unsur pendidikan.

‘’Unsur tokoh yakni tokoh yang idealis, pintar dan tokoh yang ingin perubahan ke arah lebih baik akan dibungkam. Sementara pendidikan tidak didapat masyarakat menengah ke bawah. Lalu keluarga disibukkan mencari ekonomi, ibu kerja, bapak kerja, anak dititipkan di sekolah tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Hingga akhirnya terjadilah krisis moral, dimana anak-anak tidak menghargai orangtua. Ini lah kita rasakan saat ini,’’ paparnya.

Menanggapi hal itu, analis hukum dan media dari Alwas Institute Indonesia Medan Alim Thonthowi menilai, secara kultur memang kota Medan terdiri atas tiga penduduk, yaitu penduduk asli, penduduk keturunan Cina dan penduduk keturunan India.

“Penduduk asli terdiri atas Melayu, Jawa, Batak dan Mandailing, sisanya pendatang,” kata dosen Fakultas Hukum Universitas Battuta Medan itu kepada www.deal-channel.com pada Rabu (12/04) siang.

Dengan demikian kata dia, apa yang menjadi kekhawatiran Wakil Walikota Medan tersebut, patut ditanggapi serius oleh semua komponen daerah, termasuk kaum akademisi dan budayawan. Tiga unsur yang disebutkan wakil walikota, merupakan bingkai peradaban agar tidak terhapus dan hilang.

“Ya, saya kira beliau (Aulia Rachman) merespon gerakan masyarakat karena beliau pemerintah daerah, fenomena itu sudah terlihat saat ini di kota Medan dan daerah lainnya, jika lalai bisa saja terjadi, kita sebagai orang pandai dan cerdas, sudah saatnya memikirkan hal itu,” tegas Alim. (jm)

Related posts