Resesi Mulai Terasa Tukang Ojek Tampak Lesu

DEAL LAMPUNG | Sejumlah tukang ojek mulai lesu menjajakkan jasanya, hal itu disinyalir mulai terasa resesi ekonomi pasca pandemic covid-19. Tukang ojek lesu karena para penumpang jarang menggunakan jasa mereka.

Pantauan tim liputan www.deal-channel.com pada Kamis (16/02) siang, pangkalan ojek online ataupun ojek biasa (non provider), jarang terlihat di beberapa titik di kota Bandar Lampung. Hal itu tidak seperti biasa dimana mereka sering nongkrong dan hilir mudik bergantian mengantarkan para penumpang ke tempat tujuan.

Selain pantauan di lapangan, salah seorang tukang ojek online Iwan Norman membenarkan hal tersebut, ia mengatakan, sepi penumpang kemungkinan besar akibat resesi ekonomi, para penumpang malas menggunakan jasa ojek online ataupun ojek non provider alias ojek pangkalan.

“Bisa jadi karena resesi, terasa banget,” jelasnya.

Walaupun anggapan Iwan tidak sepenuhnya benar, namun terlihat beberapa titik keramaian di tempat tukang ojek sudah mulai sepi dan mereka lesu mencari penumpang. Apalagi kata Iwan, ojek online hanya mengandalkan aplikasi yang mana tukang ojek bersifat pasif.

“Ojol itu pasif bang, ada penumpang kita jemput sekarang sepi, zonk,” tambahnya.

Menurut pengamat sosiologi hukum dari UIN Raden Intan Lampung Khoirul Abror, gejala di masyarakat seperti itu akan menjadi fenomena sosial dimana para tukang ojek khawatir dan takut terhadap resesi ekonomi Indonesia, meskipun demikian ia tidak menapik bahwa resesi masih harus diperjelas oleh pemerintah.

“Mereka khawatir wajar karena sebuah fenomena sosial, kemudian pemerintah perlu memperjelas apa kondisi sekarang sudah resesi atau belum, itu perlu,” paparnya.

Jika tidak menurutnya, masyarakat bawah seperti tukang ojek, tukang penjual nasi di pinggir jalan akan merasa takut terus-terusan hingga menjadi momok dan hantu. (hg)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *